BADUNG - PresidenTiongkok,Xi Jinping, pada Selasa (15/11) meminta negara-negara kaya G-20 menahan dampak kenaikan suku bunga, karena bank sentral Amerika Serikat (AS),Federal Reserve,bergerak agresif untuk melawan inflasi.

"Kita harus menahan inflasi global dan menyelesaikan risiko sistematis dalam ekonomi dan keuangan," kata Xi pada pertemuan puncak 20 ekonomi besar yang berlangsung di Bali itu.

"Ekonomi maju harus mengurangi efek limpahan negatif dari penyesuaian kebijakan moneter mereka dan menstabilkan utang pada tingkat yang berkelanjutan," katanya dilaporkan oleh The Straits Times.

Federal Reserve telah menaikkan suku bunga ke level tertinggi sejak sebelum krisis keuangan 2008 karena berusaha untuk memperketat jumlah uang beredar dalam upaya untuk mengatasi inflasi.

Sikap moneter AS telah mendorong dolar naik ke level yang tidak terlihat dalam dua dekade, menyebabkan kesulitan bagi ekonomi berkembang yang bergantung pada ekspor atau yang mencoba mengekang inflasi itu sendiri.

Xi, dalam perjalanan luar negeri keduanya sejak pandemi, berpidato di KTT sehari setelah bertemu dengan Presiden AS, Joe Biden. Pembicaraan dengan Biden sangat bersahabat, dengan kedua pemimpin keduanya mengindikasikan mereka ingin meredakan ketegangan yang meningkat dalam beberapa bulan terakhir.

Gedung Putih mengatakan bahwa Xi dan Biden setuju untuk tidak menggunakan senjata nuklir apa pun di Ukraina, karena Amerika Serikat berusaha untuk mendorong jarak antara Beijing dan sekutu nominalnya di Moskow.

Xi dalam sambutannya kepada G-20 menawarkan kemungkinan kritik terselubung terhadap Russia, yang telah menyerang infrastruktur energi Ukraina dan, sampai kesepakatan yang ditengahi PBB, telah memblokir ekspor vital gandum Ukraina.

"Kita harus dengan tegas menentang politisasi, instrumentalisasi, dan mempersenjatai masalah pangan dan energi," kata Xi.

Dia juga mengulangi penentangannya terhadap sanksi Barat dan memperingatkan agar tidak memperparah perbedaan di antara negara-negara.

"Menarik garis ideologis dan mengobarkan oposisi di antara blok dan faksi politik hanya akan memecah belah dunia dan menghambat kemajuan umat manusia," katanya.

Baca Juga: