Presiden Joko Widodo meminta relawan tidak tergesa-gesa untuk urusan Pemilu 2024. Keputusan dalam Pilpres dan Pemilu 2024 merupakan hal yang harus diputuskan bersama, sesuai dengan nilai ­kerakyatan.

JAKARTA - Presiden Joko Widodo menegaskan kepada para relawan bahwa urusan Pemilihan Presiden dan Pemilihan Umum pada tahun politik 2024 tidak perlu tergesa-gesa karena persoalan Negara yang masih ada.

Hal itu disampaikan Presiden kepada para relawan dalam Acara Silaturahim Tim Tujuh Relawan Jokowi di Ecovention Ancol, Jakarta Utara, Sabtu (11/6).

"Kita ini sedang bekerja keras menyelesaikan persoalan-persoalan besar Negara. Oleh karena itu, saya mengajak tidak usah tergesar-gesar dulu. Kita bekerja keras menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada. Tidak usah grasa-grusu," kata Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Oleh karena itu, Presiden meminta kepada para relawan untuk mendengarkan suara dan keinginan rakyat.

Menurut dia, keputusan dalam Pilpres dan Pemilu 2024 merupakan hal yang harus diputuskan bersama, sesuai dengan nilai kerakyatan dan kebersamaan yang ingin dijunjung.

Jika momentumnya sudah tepat, Presiden berjanji akan berdiskusi soal keputusan selanjutnya, terkait calon yang akan diusung. "Sekali lagi, kalau momentumnya sudah tepat, saya akan ajak bicara. Satu per satu akan saya tanya dan kita dengan energi yang penuh 'full' mendukung siapapun yang sudah kita putuskan bersama," kata Jokowi.

Menurut Presiden, di tengah situasi global yang tidak pasti dan tidak mudah, ia bersyukur atas acara pertemuan dengan relawan.

Meski harus tertunda selama hampir tiga tahun, Jokowi menilai semangat dan solidaritas dari relawan masih terlihat jelas, terutama dari kalangan ibu-ibu. "Saya senang sekali, hari ini kita bisa bersilaturahmi, bisa berkumpul kembali dan ini 'ngobati' kangen saya dan juga mengobati kangen bapak/ibu sekalian terhadap pertemuan yang sudah lama kita rancang," tambahnya.

Hadapi Permasalahan

Dalam kesempatan tersebut, Presiden memaparkan sejumlah permasalahan yang dihadapi, yang memaksa pemerintahannya berupaya mengencangkan APBN demi menjaga stabilitas harga.

"Pertama Covid dua tahun ini menghapuskan anggaran kita, hampir 1.400 triliun rupiah ilang, negara lain juga sama menganggarkan duit yang gede sekali, ilang," kata Jokowi.

Ketika situasi pandemi Covid-19 relatif mereda upaya pemerintah memulihkan ekonomi dihadapkan pada badai kedua dengan terjadinya invasi militer Rusia ke Ukraina, yang praktis menciptakan ketidakpastian berikutnya.

Dua hal tersebut, kata Jokowi, telah menimbulkan lonjakan harga yang harus dikendalikan dengan susah payah oleh pemerintahannya. Jokowi menyontohkan bagaimana pemerintah menjaga harga BBM jenis Pertalite masih di angka 7.650 rupiah per liter dan Pertamax 12.500 rupiah per liter.

Ia membandingkan dengan harga BBM di Amerika Serikat yang sudah mencapai 19.400 rupiah per liter dan Singapura yang menjual seharga 33.000 rupiah per liter.

"Bayangkan kalau Pertalite jadi 33.000 rupiah. Pasti demo semuanya bener gak? Oleh sebab itu dengan sekuat tenaga kita pertahankan harga ini. Tetapi ingat harga yang harus dibayar oleh APBN itu gede sekali," katanya.

Jokowi kemudian membicarakan harga minyak goreng yang sempat melambung tinggi terpicu kenaikan harga di luar negeri. "Tapi Alhamdulillah selama seminggu ini saya cek di pasar-pasar sudah Rp14-16 ribu. Sebentar lagi semuanya 14 ribu rupiah, yang curah ya," katanya.

Baca Juga: