Indonesia dan Russia sepakat terus meningkatkan hubungan bilateral serta mempererat kemitraan strategis. Untuk target itu, Presiden Russia, Vladimir Putin, akan segera berkunjung ke Indonesia, memenuhi undangan Presiden Joko Widodo.

JAKARTA - Presiden Russia, Vladimir Putin, berencana memenuhi undangan Presiden RI, Joko Widodo, berkunjung ke Indonesia untuk mempererat kemitraan strategis. Dalam laman resmi Kementerian Luar Negeri RI yang dipublikasikan Rabu (9/8) dinyatakan bahwa kunjungan Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov ke Jakarta, pada Rabu, merupakan kunjungan pendahuluan sebelum kunjungan kenegaraan Presiden Putin.

"Pembahasan kemitraan strategis akan segera dilakukan Indonesia dan Russia. Hasilnya diharapkan dapat diluncurkan jelang kedatangan Presiden Putin untuk memenuhi undangan Presiden Joko Widodo," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri RI.

Rencana kunjungan Presiden Putin ke Jakarta sejauh ini memang belum terkonfirmasi tanggal pastinya. Meski begitu, pemerintah Indonesia sudah melakukan beberapa persiapan untuk menyambut orang nomor satu di Russia itu.

"Undangannya ada dan Presiden Putin sudah merencanakan. Tapi yang terpenting adalah mengisi rencana kunjungan tersebut," kata Menteri Luar Negeri RI, Retno LP Marsudi.

Terkait rencana kedatangan Putin itu, Kementerian Luar Negeri RI tengah menyelesaikan beberapa nota kesepahaman yang selama ini tertunda dan menuntaskan penjajakan kerja sama ekonomi.

Tingkatkan Hubungan

Indonesia dan Russia sepakat untuk terus meningkatkan hubungan bilateral. Negosiasi- negosiasi yang selama ini dilakukan kedua negara dilakukan lewat cara yang penuh keakraban dan sangat produktif.

"Hari ini, kami membuat kesepakatan dengan Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, bahwa kami akan melanjutkan upaya untuk memberikan kondisi paling menguntungkan bagi aktivitas-aktivitas ekonomi di kedua negara. Hal-hal menyangkut hal ini, akan dibahas lebih lanjut dalam sesi Intergovernmental Commission on Trade and Economic Cooperation ke XII," kata Menteri Luar Negeri Lavrov.

Dalam lingkup militer, sekarang ini, RI-Russia telah memiliki Commission for Military- Technical Cooperation, dimana masalah-masalah yang muncul telah secara efektif diselesaikan. Pemerintah Russia mendukung kapabilitas pemerintah Indonesia dalam menghadapi setiap ancaman.

Pertemuan Menlu Lavrov dan Menlu Retno membahas pula ancaman terorisme, yang umum terjadi di kedua negara.

Sedangkan dalam lingkup kemanusiaan, Indonesia- Russia memiliki banyak projek- projek menarik. Pada awal Agustus lalu, Ibu Kota Moskwa menjadi tuan rumah festival Indonesia. Secara tradisional, even-even semacam ini menarik banyak minat, perhatian dan menjadi sebuah ajang pertukaran tim, delegasi dari kedua negara.

Dibidang ekonomi, Presiden Joko Widodo dan Presiden Putin, mengkonfirmasikan rencana untuk meningkatkan volume perdagangan hingga 5 miliar dollar AS. Saat ini, perputaran volume perdagangan kedua negara sudah mendekati 3 miliar dollar AS.

"Saya yakin kita bisa bergerak cepat dalam hal ini. Kami konfirmasikan, pemerintah Russia memberikan banyak kemudahan bagi barang-barang ekspor Indonesia ke Russia," kata Lavrov.

Nilai perdagangan bilateral Indonesia dan Rusia pada Januari hingga April 2017 mencapai 788,93 juta dolar AS, dan nilai tersebut menunjukkan peningkatan sebesar 50,77 persen dari nilai perdagangan bilateral di periode yang sama pada 2016.

Terkait kunjungan Menlu Russia ini, Retno menyebut kunjungan Lavrov memiliki arti yang penting, dimana keduanya menandatangani dokumen Rencana Konsultasi antara Kementerian Luar Negeri Indonesia dan Russia untuk periode 2017-2019. Penandatanganan dokumen ini secara jelas menunjukkan keinginan kementerian luar negeri kedua negara untuk mengintensifikasi hubungan konsultasi.

Terkait kerja sama di bidang politik dan keamanan, kedua menlu rencananya akan membahas tentang upaya peningkatan kerja sama penanggulangan terorisme, keamanan dunia maya, dan industri strategis. uci/I-1

Baca Juga: