Presiden Prancis Emmanuel Macron pada hari Minggu (23/10) mengatakan dia yakin ada peluang untuk perdamaian di Ukraina, bahkan ketika Rusia tengah memperingatkan potensi eskalasi konflik di sana.

"Ada prospek perdamaian, itu akan muncul pada suatu saat," kata Macron pada konferensi di Roma yang bertujuan mencari cara untuk mempromosikan perdamaian dunia.

"Dan pada saat tertentu, mengingat bagaimana hal-hal berkembang, dan ketika rakyat Ukraina dan para pemimpinnya akan memutuskan persyaratan ini, kesepakatan damai dapat dibangun dengan pihak lain," tambah Macron.

Melansir Reuters, Prancis dilaporkan telah berulang kali menekankan pentingnya tetap menjaga terbukanya saluran diplomatik Barat ke Moskow sejak pasukan Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari lalu.

Pada hari yang sama, Kremlin mengatakan konflik di Ukraina cenderung menuju "eskalasi yang tidak terkendali" usai Rusia menembakkan rudal dan pesawat tak berawak ke Mykolaiv yang dikuasai Ukraina.

Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu membahas situasi Ukraina dalam percakapan telepon terpisah pada hari Minggu (23/10) dengan Menteri Angkatan Bersenjata Prancis Sebastien Lecornu serta dengan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin, Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar, dan Ben Wallace selaku Menteri Pertahanan Inggris.

Tanpa memberikan bukti, Shoigu mengatakan Ukraina berencana menggunakan "bom kotor" yang merujuk pada bahan peledak konvensional yang dicampur dengan bahan radioaktif.

Menhan Prancis, Lecornu mengatakan dia telah menegaskan kembali keinginan Prancis untuk resolusi damai untuk perang di Ukraina, dan bahwa Paris menolak untuk terlibat dalam segala bentuk eskalasi.

Sementara Menhan Inggris, Wallace telah "membantah" klaim Shoigu bahwa negara-negara Barat memfasilitasi rencana Kyiv untuk meningkatkan konflik.

Kremlin tidak memberikan rincian tentang percakapan sang Menhan dengan Austin. Namun, dalam panggilan telepon dengan anggota NATO lainnya, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan Shoigu menjelaskan situasi di Ukraina memburuk.

"Mereka membahas situasi di Ukraina yang memburuk dengan cepat," kata Kementerian Pertahanan Rusia tentang panggilan telepon Shoigu dengan Menteri Pertahanan Prancis Sebastien Lecornu.

"Ini cenderung menuju eskalasi lebih lanjut yang tidak terkendali," ujar mereka, seperti dikutip dari Reuters.

Shoigu juga berbicara secara terpisah dengan menteri pertahanan Turki, Hulusi Akar, dan Ben Wallace dari Inggris.

Sementara Pentagon menuturkan Austin menegaskan kepada Shoigu bahwa dia "menolak dalih apa pun untuk eskalasi Rusia." Austin juga "menegaskan kembali nilai komunikasi yang berkelanjutan."

Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih dalam sebuah pernyataan mengatakan pihaknya menolak tuduhan palsu Shoigu bahwa Ukraina sedang bersiap untuk menggunakan bom kotor di wilayahnya sendiri.

"Dunia akan melihat melalui segala upaya untuk menggunakan tuduhan ini sebagai dalih untuk eskalasi," katanya.

Sebelumnya, tuduhan Rusia bahwa Ukraina mungkin menggunakan senjata terlarang seperti senjata biologis telah menimbulkan kekhawatiran di Barat bahwa Moskow mungkin bersiap untuk melakukan serangan "palsu" yang seolah-olah dilakukan oleh Kyiv.

Baca Juga: