JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan keberanian pemerintah menghentikan ekspor bahan mentah nikel membuahkan dampak positif terhadap neraca perdagangan. Untuk itu, kebijakan tersebut akan dilanjutkan.
"Keberanian kita mensetop itu (ekspor bahan mentah bijih nikel) hasilnya kelihatan. Oleh karena itu, kita lanjutkan setop bauksit, tembaga, timah, dan lain-lain," kata Presiden Jokowi saat membuka Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022, di Jakarta, Senin (3/1).
Presiden Jokowi menjelaskan Indonesia telah memperoleh surplus neraca perdagangan selama 19 bulan berturut-turut. Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan Indonesia sejak Januari 2021-November 2021, mencatat surplus 34 miliar dollar AS atau 19 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.
Kemudian, nilai ekspor Indonesia naik 49,7 persen secara tahunan (year on year/yoy) per November 2021, dan impor yang termasuk bahan baku penolong, juga naik 52,6 persen.
"Ekspor kita kenapa naik, salah satunya karena kita hentikan ekpsor raw material, bahan mentah dari mineral batu bara kita yaitu nikel. Yang saya lihat 1-2 miliar dollar AS akhir tahun, kemarin hampir 21 miliar, atau 20,8 miliar dollar AS," jelas Presiden Jokowi.
Hilirisasi Industri
Presiden Jokowi menekankan hilirisasi industri akan menjadi kunci kenaikan ekspor Indonesia. Sejalan dengan itu, daya saing perekonomian Indonesia juga meningkat.
"Dan kalau kita lihat ranking competiveness kita juga naik tiga peringkat. Dalam posisi yang sangat berat di 2021, kita bisa naik 3 peringkat. Ini juga kita patut syukuri," ujar Presiden Jokowi.
Pemerintah memberlakukan larangan ekspor bijih nikel sejak 1 Januari 2020, sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 11 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua atas Permen ESDM Nomor 25 Tahun 2018 tentang Pengusahaan Pertambangan Mineral dan Batu Bara.
Jika bijih nikel diolah menjadi produk hilir seperti feronikel maka nilai tambah komoditas tersebut dapat mencapai 14 kali, dan jika menjadi billet stainless steel dapat mencapai 19 kali.
Pemerintah berencana melanjutkan kebijakan penghentian ekspor bahan mentah tambang untuk bauksit pada tahun 2022, dan selanjutnya tembaga serta lainnya.
Sebelumnya diberitakan, Indonesia mengguncang dunia setelah Presiden Jokowi mengumumkan larangan ekspor bijih nikel ke luar negeri. Akibat ekspor nikel dilarang, pemerintah Indonesia pun mendapat gugatan dari Uni Eropa. Kendati demikian, Presiden Jokowi tetap melanjutkan pelarangan ekspor bahan mental, bahkan tak hanya nikel, tetapi juga bauksit meski digugat Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
"Meskipun kita memang digugat di WTO, enggak masalah. Tapi di sini (kami melarang nikel karena) kita ingin membuka lapangan kerja yang sebanyak-banyaknya di negara kita Indonesia. Golnya ada di situ," kata Jokowi, beberapa waktu lalu.
Dari penyetopan atau larangan ekspor bijih nikel, potensi penyerapan nilai tambah Indonesia tahun ini mencapai 20 miliar dollar AS, lebih tinggi dibandingkan 3-4 tahun yang lalu, yang hanya mencapai 1,1 miliar dollar AS. "Tidak boleh lagi (ekspor) yang namanya bahan mentah, raw material. Ini setop, sudah setop," tegas Jokowi.
Setelah pelarangan ekspor bahan mentah, nikel Indonesia mengguncang dunia. Sebab, logam berat ini memiliki peran dan manfaat penting bagi berbagai industri di dunia. Nikel adalah logam keras berwarna putih keperakan dengan sedikit corak semburat keemasan.