JAKARTA- Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menekankan kepada jajarannya untuk lebih memasifkan lagi pengujian (testing), pelacakan (tracing), dan pengobatan (treatment). Semua itu dalam upaya mencegah lonjakan virus korona atau Covid-19.

Penekanan tersebut disampaikan Presiden Jokowi saat memberikan pengantar rapat terbatas Percepatan Penanganan Dampak Pandemi Covid-19 melalui video telekonferensi dari Istana Merdeka, Jakarta, Senin (13/7).

"Ada tiga hal yang ingin saya sampaikan pada pagi hari ini yaitu tetap ada konsen kita untuk memasifkan 3T (testing, tracing, dan treatment) dengan prioritas saya minta ini diberikankhusus di delapan provinsi yaitu Jatim, DKI Jakarta, Jabar, Sulsel, Kalsel, Jateng, Sumut, dan Papua," kata Presiden Jokowi.

Presiden menuturkan, untuk tes polymerase chain reaction (PCR) ini juga harus ditingkatkan jumlahnya PCR. Caranya, dengan menambah jumlah laboratorium yang ada di daerah. "Plus mobile lab PCR yang kita harapkan nantinya target sesuai yang saya sampaikan bisa tercapai 30 ribu," tutur Presiden.

Sementara, untuk tracing, Presiden ingin penelusuran dilakukan untuk orang dalam pengawasan (ODP) maupun pasien dalam pengawasan (PDP) yang dilanjutkan dengan memberikan isolasi mandiri.

"Untuk treatment ini peningkatan fasilitas kesehatan rumah sakit, khususnya bed, APD, obat-obatan, ventilator, dan kamar isolasi yang ini juga masih memerlukan tambahan tambahan untuk provinsi-provinsi yang tadi saya sebut. Kalau memang kekurangan ini agar Kemenkes bisa menyampaikan kepada Menteri PU untuk segera diselesaikan," jelas Presiden.

Kemudian, penekanan kedua yang disampaikan Presiden Jokowi yakni pengendalian wilayah perbatasan dan perjalanan serta transportasi lintas wilayah. "Ini betul-betul kita harus jadikan perhatian lagi. Karena imported case dari luar negeri juga kita lihat meningkat," ucap Presiden.

Sedangkan, penekanan terakhir yang disampaikan Presiden mengenai komunikasi yang partisipatif dengan membangun kepercayaan (trust) yang berbasis pada ilmu pengetahuan sains dan juga data sains. Hal tersebut guna membangkitkan partisipasi masyarakat terutama yang rentan.

"Kemudian juga memasifkan kembali gerakan nasional disiplin terhadap protokol kesehatan. Menjaga jarak, penggunaan masker, cuci tangan, karena dari survei yang kita lihat misalnya saya mendapatkan laporan saat ke Jatim survei mereka di Jatim itu 70 persen masyarakat tidak menggunakan masker," katanya.

Sebab itu, Presiden minta jajaran TNI-Polri, Ormas, dan masyarakat ikut membantunya. "Ini mobilisasi yang saya inginkan, mobilisasi di TNI, Polri, relawan, Ormas, tokoh di kampus semuanya digerakkan untuk ikut mengkampanyekan ini sekaligus melakukan pengawasannya," tutur Presiden. fdl/N-3

Baca Juga: