Semua pihak diminta tetap waspada terutama dalam menghadapi Natal dan Tahun Baru agar tidak terjadi lonjakan kasus Covid-19.

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta pengawasan kegiatan sekolah tatap muka dilakukan secara ketat untuk menghindari terjadinya penyebaran Covid-19. Hal tersebut disampaikan Presiden dalam rapat terbatas dengan sejumlah menteri di Jakarta, Senin (15/11).

"Presiden mengarahkan agar sekolah tatap muka dilakukan surveillance yang ketat agar ketika ada indikasi kita bisa melakukan tindakan agar tidak menyebar," kata Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, seusai mengikuti rapat terbatas, di Jakarta.

Menkes mengatakan pihaknya memang sudah mengidentifikasi dari pekan ke pekan apabila ada kenaikan jumlah kasus di sejumlah kabupaten dan kota.

Dia menyampaikan, pekan lalu, berdasarkan observasi Kementerian Kesehatan, terdapat 126 kabupaten/kota yang mengalami kenaikan kasus, di mana beberapa di antaranya ada yang sudah tiga minggu berturut-turut mengalami kenaikan kasus.

"Sehingga kita melakukan pendalaman. Sebagian besar kenaikan disebabkan adanya kenaikan kasus positif di sekolah. Oleh karena itu, saya dan Pak Nadiem (Mendikbud Ristek, red) akan melakukan konsolidasi. Mudah-mudahan kita bisa menyelesaikan program sekolah tatap muka, tapi dengan surveillance yang aktif dan lebih proaktif," tutur Menkes.

Tetap Waspada

Adapun dalam rapat terbatas tersebut, Menkes mengatakan Presiden bersyukur kasus aktif Covid-19 sudah menurun. Namun, Presiden meminta semua pihak tetap waspada terutama dalam menghadapi Natal dan Tahun Baru agar tidak terjadi lonjakan kasus berikutnya.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, Siti Nadia Tarmidzi, mengatakan cakupan vaksinasi Covid-19 di Indonesia telah melampaui target Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sekurang-kurangnya 40 persen populasi pada akhir 2021. Indonesia berhasil mencapainya lebih cepat dari target WHO.

Nadia mengatakan WHO menargetkan setiap negara untuk memvaksinasi setidaknya 10 persen dari populasinya pada akhir September 2021. Sekurangnya 40 persen pada akhir 2021 dan 70 persen populasi dunia pada pertengahan 2022.

Hingga Minggu (14/11) pukul 18.00 WIB, kata Nadia, dari 208,2 juta sasaran, sekitar 215,6 juta dosis vaksin telah diberikan kepada sekitar 130,3 juta orang yang menerima vaksin (62,5 persen dari sasaran) dosis pertama. Lebih dari 84,1 juta di antaranya (40,4 persen) sudah mendapatkan dosis kedua. Untuk vaksinasi dosis ke-3 atau booster bagi tenaga kesehatan sudah diberikan sebanyak 1,19 juta (81 persen).

Nadia mengatakan Indonesia telah melampaui target WHO, yakni mampu memberikan vaksinasi lengkap setidaknya 40 persen populasi pada akhir 2021. Pencapaian ini merupakan kerja keras seluruh komponen bangsa sebagai penyelenggara vaksinasi dan juga partisipasi dari seluruh rakyat Indonesia yang bersedia untuk divaksinasi.

Stok vaksin Covid-19 di Indonesia per Sabtu (13/11) sebanyak 342,5 juta dosis vaksin dalam bentuk jadi dan bahan baku. Terakhir, Indonesia menerima empat juta dosis vaksin Sinovac pada Sabtu (13/11).

Nadia mengimbau masyarakat tidak perlu ragu dengan vaksin yang ada. Tidak perlu memilih merk vaksin, gunakan vaksin yang tersedia terlebih dulu saat ini. Pemerintah menjamin vaksin yang diberikan kepada masyarakat aman, bermutu, dan berkhasiat.

Baca Juga: