MAGELANG - Presiden Prabowo Subianto menekankan bahwa kegiatan retreat Kabinet Merah Putih di Akademi Militer (Akmil), Kota Magelang, Jawa Tengah, tidak bermaksud militeristik atau bersifat militer. Prabowo menjelaskan bahwa agenda retreat yang meliputi latihan dan pengarahan kepada Kabinet Merah Putih merupakan the military way atau cara militer yang biasa dilakukan di pemerintahan maupun perusahaan-perusahaan untuk menyelaraskan kedisiplinan maupun kesetiaan kepada bangsa dan negara.
"The military way, inti dari semua perusahaan adalah disiplin. Kedua, kesetiaan. Saya benar- benar minta saudara tidak setia kepada Prabowo, tetapi setia kepada bangsa dan negara Indonesia," kata Prabowo dalam video yang dibagikan dan disaksikan di Kota Magelang, Jumat (25/10), seperti dikutip dari Antara.
Dalam pengarahannya, pada Jumat pagi, Prabowo menyampaikan agar jajaran Kabinet Merah Putih fokus dan berkomitmen untuk bekerja mengentaskan kemiskinan hingga menyukseskan sejumlah program ke depan, seperti makan bergizi gratis, pemberantasan korupsi, dan swasembada pangan maupun energi. Lebih lanjut, pada akhir pengarahan, Prabowo bersama dengan jajaran Kabinet Merah Putih berfoto bersama dan meneriakkan nama kabinet.
Dalam pengarahan tersebut, sebagian besar anggota Kabinet Merah Putih mengenakan kemeja berwarna putih dan celana berwarna hitam. Sebelumnya, hari kedua retreat kabinet diawali dengan olahraga bersama yang dipimpin oleh pelatih dari Akademi Militer. Setelah berolahraga selama sekitar 30 menit, kegiatan dilanjutkan dengan latihan baris-berbaris. Kabinet Merah Putih dibagi lima kelompok. Pada setiap kelompok, disediakan masing- masing tiga pelatih barisberbaris. Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka turut serta dalam latihan tersebut.
Disiplin dan Loyalitas
Pengamat Komunikasi Politik Universitas Bina Nusantara (Binus) Malang, Frederik M. Gasa, menilai retreat di Magelang menarik sebab itu merupakan inisiatif baru dari Presiden Prabowo untuk menanamkan nilai-nilai kedisiplinan dan juga loyalitas.
"Bak prajurit, para menteri dan wakil menteri dibekali dengan berbagai hal yang tentunya untuk membuat mereka lebih tangguh dan lebih siap dalam menjalankan perannya masing-masing, sekaligus mempersiapkan diri menghadapi situasi sulit (krisis dan lainlain) di kemudian hari," kata Frederik. Ide retreat itu, jelasnya, tentu lahir dari evaluasi dan refleksi Presiden bahwa semua pembantunya harus disiplin dan loyal terhadap korpsnya yakni bangsa Indonesia.
"Selain itu, saya menilai bahwa kegiatan ini dilakukan juga sebagai upaya agar para menteri dan wakil menteri bisa lebih cekatan dan juga agile dengan berbagai situasi yang mereka hadapi. Harapan Probowo adalah agar para menteri dan wakil menteri ini, sekembalinya dari Magelang, mampu menjadi satu kesatuan yang lebih padu, saling menguatkan satu sama lain, dan lebih tangguh," kata Frederik. Langkah itu diharapkan jadi awal yang baik bagi pemerintahan Probowo-Gibran karena mereka akan memiliki menteri dan wakil menteri yang lebih aware pada kepentingan bangsa dan negara dibanding kepentingan pribadi dan kelompoknya.
"Koordinasi yang terjalin antar-instansi atau lembaga kementerian rasanya akan lebih padu karena mereka ditempatkan di tempat yang jauh dari privilege yang dimiliki selama ini, tentu agar mereka bisa lebih merendah sehingga mudah untuk merasakan apa yang dirasakan masyarakat," pungkas Frederik.