JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto menugaskan jajaran Kementerian Pertanian (Kementan) untuk mempercepat pelaksanaan program cetak sawah tiga juta hektare sebagai upaya ketahanan sekaligus swasembada pangan.
"Kami ditugaskan oleh Presiden Prabowo untuk melakukan percepatan cetak sawah yang saat ini posisi di Merauke, sudah kami mulai. Kalimantan Tengah kami sudah mulai," ujar Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, usai rapat dengan Presiden Prabowo, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (28/10).
Seperti dikutip dari Antara, Mentan mengatakan dalam waktu dekat, program cetak sawah akan dilakukan juga di Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Sumatera Selatan, dan lainnya. Selanjutnya, pemerintah juga akan terus memberikan perhatian kepada petani dari segi hulu, yaitu terkait sarana produksi termasuk pupuk.
"Presiden Prabowo sudah memerintahkan mengecek tambahan pupuk itu 100 persen, yang dulu itu dicek apa benar sudah sampai ke tingkat petani. Kemudian optimalisasi lahan, kami tindaklanjuti, dan seterusnya," ujar Mentan.
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono, menambahkan, pemerintah menargetkan program cetak sawah meliputi lahan seluas tiga juta hektare dalam 3-4 tahun ke depan.
Menjadi Kebutuhan
Menurut Sudaryono, program cetak sawah menjadi kebutuhan karena penduduk Indonesia terus bertambah, sementara sawah tidak pernah bertambah.
"Mau tidak mau, suka tidak suka, harus cetak. Bukan hanya untuk kebutuhan tahun ini, besok, lusa, minggu depan, bulan depan, bukan. Tapi, ini untuk beberapa dekade ke depan," ujar Wamentan.
Pemerintah memperkirakan tiga juta hektare sawah baru, bisa menjamin generasi bangsa hingga 80 tahun ke depan, dengan eksponensial penambahan penduduk dan kebutuhan konsumsi pangan nasional.
Lebih jauh, terkait dengan status kepemilikan lahan yang akan diberlakukan program cetak sawah, Sudaryono menyampaikan lahan bisa milik pemerintah atau perorangan. Intinya, pemerintah segera melakukan program cetak sawah.
"Nanti tinggal kami atur skema. Jadi, bukan kok terus kami datang ke hutan lindung, hutan apa, main tebang-tebang. Maksud saya, ini supaya nggak misleading," ujarnya.
Wamentan menekankan lahan yang digunakan sifatnya merupakan lahan rawa, yang sudah sekian lama tidak pernah termanfaatkan. "Kita manfaatkan, drainasenya kita perbaiki, airnya kita alirkan. Kemudian, keasamannya kita netralisir sehingga lahan-lahan itu bisa ditanami," ujarnya.