JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Rabu (28/4) melantik Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia, dan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim, serta Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko.

Dalam pelantikan itu, Presiden menargetkan kepada Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia, untuk menjaring investasi sebesar 900 triliun rupiah sepanjang tahun 2021.

Bahlil seusai pelantikan kepada wartawan mengatakan sebagai seorang pembantu Presiden dirinya siap menjalankan arahan tersebut.

"Sebagai pembantu harus siap, nggak boleh nggak siap. Menteri itu pembantu Presiden, menjalankan perintah Presiden dan undang-undang. Bagaimana caranya, itu tugasnya menteri," kata Bahlil yang juga menjabat sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

Dia mengatakan apabila pandemi semakin membaik, bukan tidak mungkin target itu dilakukan evaluasi kembali. Kementerian Investasi sendiri, jelasnya, tidak hanya menangani Foreign Direct Investment (FDI) atau penanaman modal asing langsung, namun juga pengusaha dalam negeri. Selain itu, juga fokusnya bukan hanya pada pengusaha besar, melainkan juga usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

"Jangan hanya mengurus pengusaha besar. Urus juga UMKM. Harus mengawinkan pengusaha besar dengan UMKM, pengusaha daerah dengan nasional. Kolaborasi ini instrumen mendorong pertumbuhan agar meningkat," jelasnya.

Sementara itu, Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko, menargetkan agar kegiatan riset dan inovasi di Indonesia dapat memberikan dampak ke perekonomian masyarakat, dan juga memicu masuknya investasi.

"Dari berbagai litbang bisa memberikan dampak ekonomi secara langsung pada masyarakat," kata Handoko.

Dia berharap kegiatan riset dan inovasi di Indonesia dapat mengundang aliran masuk investasi, baik dari dalam dan luar negeri, terutama investasi untuk bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Dengan masuknya investasi diharapkan dapat meningkatkan kualitas riset serta inovasi.

Lebih Terarah

Secara terpisah, Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), Panut Mulyono, berharap BRIN mendorong koordinasi baik untuk riset dan inovasi.

"BRIN harus segera menyusun program untuk membuat koordinasi yang baik, sehingga pelaksanaan penelitian dan inovasi, riset, dan inovasi antar-kementerian menjadi lebih terarah, fokus dan dana-dana yang sebelumnya tersebar di berbagai kementerian," kata Panut seperti dikutip dari Antara.

Selain memastikan koordinasi, baik lintas lembaga penelitian dan pengembangan, Panut berharap BRIN akan memperoleh pendanaan yang besar karena harus mendorong hasil riset sampai pada hilirisasi hingga produk riset bisa menjadi barang komersial dengan daya saing tinggi.

n ers/Ant/E-9

Baca Juga: