JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa kemitraan antara Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (Asean) dan Uni Eropa (EU) harus didasarkan pada prinsip kesetaraan, saling menghormati, dan menguntungkan. Selain itu, kemitraan ini juga harus bisa berkontribusi pada pemulihan ekonomi yang inklusif, salah satunya melalui perdagangan dan investasi yang dipermudah.

Dalam pidatonya pada KTT Peringatan 45 Tahun Asean-EU di Brussels, Belgia, Rabu (14/12) kemarin, Jokowi secara khusus mengkritisi usulan regulasi deforestasi EU karena dinilai menghambat perdagangan.

"Presiden Jokowi menjelaskan bahwa Indonesia akan terus membangun hilirisasi industri untuk mendorong pembangunan yang lebih inklusif," tutur Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, dalam siaran pers diterima di Jakarta, Kamis (15/12).

Lebih jauh disebutkan, EU adalah mitra dagang ketiga terbesar bagi Asean setelah Tiongkok dan Amerika Serikat. Total perdagangan Asean-EU tahun lalu mencapai 268,9 miliar dollar AS (sekitar Rp4,19 kuadriliun).

Sementara itu, investasi asing langsung (FDI) dari EU ke Asean mencapai 26 miliar dollar AS (sekira Rp406 triliun) pada 2021. EU adalah sumber FDI terbesar kedua di Asean setelah Tiongkok.

"Oleh karena itu, Presiden Indonesia menyampaikan bahwa kemitraan Asean-EU sangat penting, tidak hanya untuk kesejahteraan kedua kawasan, tetapi juga untuk menghadapi berbagai tantangan global," tutur Retno.

Meskipun kemitraan Asean-EU disebutnya telah menghasilkan banyak hal, tetapi Jokowi mengingatkan bahwa kedua pihak harus mengakui masih banyak perbedaan yang perlu diselesaikan.

"Presiden menekankan prinsip kesetaraan, saling menghormati, dan saling menguntungkan harus menjadi landasan kemitraan Asean-EU. Tidak boleh ada pemaksaan kehendak. Tidak boleh lagi ada pihak yang mendikte. Presiden juga menegaskan bahwa mindset 'my standard is better than yours' harus diganti," kata Retno.

Selama beberapa dekade, Asia Tenggara telah menjadi economic powerhouse dan diperkirakan akan tetap menjadi pusat pertumbuhan dunia. Kerja sama dengan Asean, kata Jokowi, dipastikan akan menguntungkan EU.

Dalam hal ini, Presiden Jokowi mengutip survei yang dilakukan oleh Dewan Bisnis EU-Asean pada September 2022 mengenai persepsi bisnis di Asean, yang menyebut bahwa 63 persen responden melihat Asean sebagai kawasan dengan kesempatan ekonomi terbaik.

Baca Juga: