Kepala Negara menegaskan sebaran kasus Covid-19 di seluruh Tanah Air sangat tergantung dengan bagaimana pemerintah daerah mengendalikannya.

PULANG PISAU - Presiden Joko Widodo memperingatkan bahwa penambahan kasus baru Covid-19 pada Kamis (9/7) yang mencapai 2.657 kasus harus menjadi kewaspadaan bagi semua pihak.

"Perlu saya ingatkan, ini sudah lampu merah lagi. Hari ini secara nasional kasus positif ini tinggi sekali, 2.657," kata Presiden di Kantor Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kalimantan Tengah, yang disiarkan di YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (9/7).

Kepala Negara menegaskan sebaran kasus Covid-19 di seluruh Tanah Air sangat tergantung dengan bagaimana pemerintah daerah mengendalikannya. Oleh sebab itu, ia mengingatkan kepada Gugus Tugas di Kalimantan Tengah untuk bekerja secara maksimal.

"Tadi baru saja lima menit yang lalu saya mendapatkan laporan bahwa di sini yang positif 1.093. Memang masih pada angka kecil. Dalam perawatan 393 dan sembuh di angkat 634. Meninggal 66," kata Jokowi.

Namun, jika angka yang masih kecil ini tidak dikendalikan dengan baik, maka angkanya bisa bertambah banyak. "Ini jangan dianggap enteng, bisa menyebar ke mana-mana," kata dia.

Presiden Jokowi dalam kesempatan itu sekaligus mengingatkan bahwa pandemi ini tak hanya berdampak pada kesehatan, namun juga ekonomi. Kepala Negara meminta sektor ekonomi ini juga tak dilupakan. "Sisi kesehatan memang sangat penting. Sisi ekonomi juga sangat penting. Dua-duanya tidak bisa dilepas satu dengan yang lain," kata dia.

Jangan Panik

Penambahan kasus baru Covid-19, Kamis, melonjak dua kali lipat dari laporan-laporan sebelumnya yang hanya di kisaran seribu kasus. Meski demikian, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Korona, Achmad Yurianto, meminta masyarakat tidak perlu panik atas lonjakan kasus ini.

Pasalnya, lonjakan itu berasal dari klaster Sekolah Calon Perwira TNI Angkatan Darat di Bandung yang kini sudah dikarantina. Yurianto menyebut penyelidikan epidemiologi terkait klaster tersebut sudah selesai dilakukan sejak 29 Juni lalu. Hasilnya, keseluruhan yang positif dari klaster ini sebanyak 1.262 orang, terdiri dari peserta didik dan beberapa tenaga pelatih.

"Seluruh kompleks pendidikan perwira AD di Bandung kita lakukan isolasi, karantina, dan kita larang ada pergerakan orang masuk atau keluar kompleks," kata Yuri dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Kamis.

Dari jumlah itu, hanya ada 17 orang yang kini dirawat dan diisolasi di rumah sakit karena mengalami keluhan, seperti demam, batuk, dan gangguan pernapasan. Sisanya, sebanyak 1.245 orang tak dirawat di RS karena tak mengalami keluhan.

Yuri pun memastikan, karantina wilayah di lingkungan Kompleks Secapa AD akan dilakukan secara ketat oleh unsur kesehatan Kodam 3 Siliwangi serta Dinas Kesehatan Bandung. "Kami memastikan tak akan ada penularan ke luar kompleks karena kita menjaga ketat agar karantina kewilayahan bisa dijalankan maksimal," kata Yurianto.

"Kami mohon masyarakat tenang, tak perlu panik, ini sudah ditangani secara profesional sesuai standar internasional," ucap dia.

Di tempat terpisah, Kakesdam III/Siliwangi, Kolonel Ckm Purwo Setyanto, mengatakan mayoritas orang yang positif di Secapa AD diketahui tidak memiliki gejala atau orang tanpa gejala (OTG).

"Semua di Secapa prinsipnya tanpa gejala. Kalau ada yang sedikit gejala, mulai sumeng, pilek-pilek, kita kirim ke (RS) Dustira," kata Purwo jon/fdl/Ant/P-4

Baca Juga: