JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam peringatan Hari Ulang Tahun ke-23 Partai Amanat Nasional (PAN) menyampaikan agar seluruh pihak menghindari politik sektarian yang bisa menghalangi persatuan dan kesatuan bangsa.

"Mengutamakan kemaslahatan dan keselamatan bangsa serta menghindari politik sektarian yang menghalangi persatuan dan kesatuan bangsa," kata Presiden seperti dikutip dari kanal YouTube PAN TV yang dipantau di Jakarta, Senin (23/8).

Dalam kesempatan itu, Presiden mengatakan saat ini bangsa sedang menghadapi tantangan pandemi Covid-19, sehingga seluruh pihak harus bergotong-royong membantu sesama sebagai cermin dari akhlak politik yang berkeadaban, juga menjadi teladan dengan mendahulukan agenda-agenda politik kebangsaan dan kemanusiaan.

Kepala Negara percaya, PAN selalu istiqomah dalam mengusung obor reformasi dan nilai-nilai yang lekat dengan Indonesia.

"Konsisten menjalankan politik amar ma'ruf nahi mungkar dalam koridor kebangsaan, serta teguh memperjuangkan moderasi dan inklusivisme politik," kata Jokowi.

Selain mengucapkan selamat ulang tahun, Presiden berharap partai tersebut terus bertumbuh, berkembang, dan konsisten merekatkan kebangsaan serta menyuarakan kemajuan. "Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa meridoi segala ikhtiar bangsa kita, sehingga kita bisa meraih Indonesia maju yang kita cita-citakan," tutup Presiden.

Pengamat Politik dari Universitas Trunojoyo Madura, Surokim Abdussalam, mengatakan peringatan Presiden untuk menghindari politik sektarian sangat tepat dan sesuai dengan momentum dalam menghadapi krisis karena pandemi Covid-19, serta menjelang Pemilu 2024.

"Politik sektarian ini bukan laten, namun mudah tumbuh pada situasi sulit, tanpa dipupuk, bisa tumbuh sendiri secara liar, jika dibiarkan tumbuh tanpa ada yang mencabuti akan berbahaya," kata Surokim.

Dalam kondisi pancaroba yang penuh ketidakpastian itu hampir semua orang terdampak dan merasa sulit, sehingga mudah frustasi. Pandemi, jelasnya, memiliki dua sisi, melemahkan dan menguatkan, seperti ada juga yang bergotong royong saling bantu menghadapi wabah. "Presiden memilih yang menguatkan. Apalagi disampaikan pada partai-partai politik menjelang 2024. Karena saat ini partai-partai diuji apakah memikirkan rakyat atau hanya kekuasaan," katanya.

Selain itu, Presiden juga ingin membangun alertness dan awareness sesuai dengan kondisi kekinian di berbagai negara seperti di Afghanistan dan Timur Tengah, agar jadi contoh jangan sampai terjadi di Indonesia.

Eksistensi Kebinekaan

Sementara itu, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu'ti, mengatakan keberagaman masyarakat terancam karena masalah stuktural dan kultural.

Secara struktural, regulasi mesti bisa membuat eksistensi dari masing-masing kelompok yang ada di Tanah Air terjamin. "Perangkat-perangkat konstitusional yang ada di Indonesia ini di semua level itu harus memberikan jaminan terhadap eksistensi dari kebinekaan itu apakah itu keberagaman suku, agama, itu harus ada jaminan konstitusionalnya," kata Mu'ti.

Baca Juga: