JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat jadi pembicara kunci pada Mandiri Investment Forum (MIF) di Jakarta, Rabu (1/2), mengatakan bahwa kebijakan hilirisasi industri menjadi kunci bagi Indonesia untuk membuat lompatan jadi negara berpenghasilan tinggi sekaligus terhindar dari jebakan negara berpendapatan menengah atau middle income trap.

Menurut Presiden, hilirisasi tersebut merupakan strategi besar yang tengah dirancang pemerintah guna membangun ekosistem yang membuat negara-negara besar bergantung kepada Indonesia.

Presiden menekankan hilirisasi sebagai kunci keluar dari middle income trap seperti yang berhasil dilakukan oleh Korea Selatan dan Taiwan.

Presiden juga mempelajari pengalaman sejumlah negara yang bisa melakukan lompatan hingga membuat negara-negara besar mengalami ketergantungan, yakni Korea Selatan dan Taiwan.

Korea Selatan, jelas Jokowi, melakukan lompatan lewat kemampuan membuat komponen-komponen digital yang dibutuhkan oleh negara-negara besar seperti Amerika Serikat (AS). Sedangkan Taiwan melakukannya lewat kemampuan memproduksi cip.

"Taiwan bisa bikin cip yang semua perusahaan besar tergantung pada dia. Beli semuanya harus ke dia. Ada ketergantungan negara lain ke Taiwan," katanya.

Indonesia, jelasnya, punya peluang untuk menciptakan kondisi serupa lewat kekayaan alam yang ada di Tanah Air yang sangat penting dalam kebutuhan pembuatan baterai kendaraan listrik (EV-battery) atau baterai litium.

"Itu ada komponen dari nikel, tembaga, timah, di situ ada komponen bauksit yang semuanya harus disatukan, integrasikan, sehingga muncul EV-battery dan babak selanjutnya ekosistem lebih besar yang namanya mobil listrik, yang ke depan mau nggak mau semua negara akan cari ini," kata Jokowi.

Kalau hilirisasi bisa dilakukan dengan membangun industri pemurnian atau smelter maka akan memberi nilai tambah yang sangat besar bagi Indonesia. Kuncinya, kata Kepala Negara, Indonesia jangan mundur hanya karena digugat oleh negara lain di WTO. "Kalau digugat ngak apa-apa, jangan berhenti, jalan terus bangun smelter, supaya semua bisa diproduksi dalam negeri," kata Presiden.

Dia pun berharap agar bank-bank kalau ada nasabah khususnya korporasi yang datang untuk mengajukan pinjaman guna membiayai pembangunan smelter agar diberi kredit. "Jadi dipermudah, jangan sebaliknya nggak dikasih, ini keuntungannya jelas bagi bangsa dan negara," kata Presiden.

Lapangan Kerja

Pengamat ekonomi dari Universitas Katolik Atmajaya Jakarta, Yohanes B Suhartoko, mengatakan hilirisasi akan meningkatkan pembukaan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan nasional. Sebab, hilirisasi akan mendorong pertumbuhan industri manufaktur untuk meningkatkan nilai tambah. "Indonesia yang sebelumnya mengandalkan komoditi primer dengan hilirisasi akan menghasilkan produksi yang bernilai tambah, karena itu pemetaan dan perencanaan industrialisasi menjadi kunci penting," kata Suhartoko.

Secara terpisah, pengamat ekonomi dari Universitas Diponegoro Semarang, Esther Sri Astuti, mengatakan hilirisasi industri membuka peluang bagi Indonesia terhindar dari middle income trap karena pendapatan meningkat dari ekspor dalam bentuk bahan jadi, bukan bahan baku.

Baca Juga: