JAKARTA- PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) mengaku punya strategi tersendiri, sehingga berhasil tumbuh di tengah pandemi Covid-19. Selain tumbuh, perusahaan juga mampu menjaga kualitas portofolio dengan memitigasi nasabah potensial yang pembayaran angsurannya tetap lancer.

Strategi tersebut disampaikan Presiden Direktur CNAF, Ristiawan Suherman dalam pemaparan kinerja secara daring di Jakarta, Senin (27/4) malam.

Ristiawan yang akrab disapa Aris membeberkan kalau saat awal pandemi semua perusahaan pembiayaan tidak menerima booking (pemesanan), maka pihaknya tetap membuka, sehingga banyak nasabah yang datang.

"Sebagai bentuk mitigasi risiko, kami menaikkan uang muka (Down Payment/DP) menjadi 40-50 persen. Selain itu, kita juga dorong akun kelolaan masuk ke kategori joint financing agar cost of fund rendah," kata Aris.

Strategi tersebut jelasnya terbukti mampu memfilter nasabah, sehingga yang mengajukan pembiayaan dan disetujui, hingga saat ini kolektibilitasnya sangat bagus. Sebab, mereka memiliki kemampuan membayar yang baik meskipun di masa pandemi Covid-19.

Strategi itu, papar Aris berhasil karena pembiayaan baru CNAF sepanjang 2020 tercatat sebesar 3,75 triliun rupiah atau meningkat 5 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya atau year on year (yoy) sebesar 3,56 triliun rupiah. Sedangkan revenue meningkat 16 persen dari 735 miliar rupiah menjadi 855 miliar rupiah.

Selain itu, Beban Operasional disbanding Pendapatan Operasional (BOPO) tercatat 52,6 persen atau jauh lebih rendah dari rata-rata industri pembiayaan yang mencapai 91,1 persen.

Optimistis Tumbuh

Meskipun strategi DP tinggi sudah tidak diberlakukan pada awal tahun ini, namun Aris optimistis, pembiayaan perseroan akan meningkat 25 persen karena pemberian insentif pembebasan Pajak Pertambahan Nilai atas Barang Mewah (PPNBm) untuk mobil di bawah 1.500 cc dengan tingkat kandungan lokal hingga 70 persen.

"Selain fokus pada pembiayaan otomotif, kami juga akan mulai melirik pembiayaan syariah karena di akhir tahun lalu prinsip-prinsip syariah mulai diminati. Terbaru, kami juga meluncurkan produk pembiayaan porsi haji," kata Aris.

Pada kuartal I, perusahaan berhasil menyalurkan pembiayaan sebesar 1 triliun rupiah atau tumbuh 5 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 4,9 triliun rupiah.

Aset kelolaan perusahaan juga mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan mencapai 13 persen yoy menjadi 5,6 triliun rupiah dari sebelumnya 5 triliun rupiah.

Sementara itu, current ratio atau pembayaran lancer berada di level 91,24 persen atau sekitar 5,1 triliun rupiah dari total pembiayaan sekitar 5,6 triliun rupiah. Angka tersebut menunjukkan peningkatan dibandingkan pada periode yang sama di tahun lalu dengan level 82,23 persen.

Baca Juga: