“Preferensi anak dalam menentukan menu makan untuk program makan gratis, akan diperhatikan, meski juga masih dalam tahap uji coba."
JAKARTA - Penyajian menu makan siang gratis masih terus "digodok" berbagai elemen yang berkepentingan. Salah satunya dengan mempertimbangkan prererensi anak.
"Preferensi anak dalam menentukan menu makan untuk program makan gratis, akan diperhatikan, meski juga masih dalam tahap uji coba," jelas Pelaksana Tugas Asisten Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Jakarta, Suharini Eliawati, Selasa.
Pertimbangan lain menyangkut besaran harga, rasa masakan, dan kesukaan. Ini menjadi pertimbangan sehingga anak-anak menghabiskan satu porsi menu makanan. Suharini menuturkan, pertimbangan lain lagi kisaran harga per menu, termasuk biaya atau ongkos kirim. Lalu, biaya masak dan pengemasan.
Adapun terkait usulan susu ikan belum diputuskan. Pemprov belum memutuskan untuk memasukkan atau tidak, susu ikan ke dalam menu program makan gratis. Menurutnya, Pemerintah Provinsi Jakarta masih menunggu pedoman umum dari pemerintah pusat.
Susu ikan beberapa waktu lalu menjadi pembahasan berbagai elemen. Mereka termasuk para dokter. Mereka berpendapat bahwa hidangan susu ikan dapat menggantikan susu sapi dalam program makan gratis. Namun, hingga kini usulan ini belum diputuskan.
"Sambil menunggu pedoman umum dari Pemerintah Pusat, Pemprov Jakarta akan melakukan uji coba program makan siang gratis," tandas Suharini.
Dia kemudian menuturkan, selama masa uji coba, menu yang disajikan selalu berbeda. Pemilihan menu dengan mempertimbangkan survei sederhana yang melibatkan siswa, serta kandungan kalori suatu makanan.
Adapun uji coba program makan gratis dilaksanakan menggunakan dana tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility). Ini misalnya dari Badan Usaha Milik Daerah Jakarta seperti Perumda Dharma Jaya, PAM Jaya, Bank DKI dan PT Pembangunan Jaya Ancol.