RUSIA - Presiden Rusia Vladimir Putin memprediksi tak lama lagi aka nada perubahan 'revolusioner' dan hanya negara-negara yang benar-benar berdaulat lah yang akan berhasil setelah revolusi (perubahan geopolitik) terjadi.

Dikutip dari Russian Today pada Rabu (20/7) kemarin, Putin mengklaim bahwa perubahan yang "benar-benar revolusioner" dan "besar" akan mengarah pada penciptaan tatanan dunia baru yang "harmonis, lebih adil, dan lebih berfokus pada masyarakat dan aman".

"Dalam era baru ini, hanya negara yang benar-benar berdaulat yang dapat memastikan dinamika pertumbuhan yang tinggi," katanya.

Istilah 'kedaulatan' menurut Putin berarti, "kebebasan pembangunan nasional, dan dengan demikian setiap orang secara individu serta kelangsungan teknologi, budaya, intelektual, pendidikan negara dan bertanggung jawab, aktif dan berpikiran nasional, masyarakat sipil yang berorientasi nasional."

Negara seperti itu, kata Putin, akan menjadi contoh bagi orang lain dalam hal "standar dan kualitas hidup masyarakat, perlindungan nilai-nilai tradisional dan cita-cita humanistik yang tinggi."

Dunia semacam ini sangat kontras dengan tatanan dunia unipolar yang didominasi Barat, yang, menurut pendapat Putin, "menjadi rem bagi perkembangan peradaban kita."

Dia menuduh Barat sebagai "rasis dan neo-kolonial," mengatakan bahwa ideologinya "menjadi semakin seperti totalitarianisme."

Putin menjelaskan bahwa dunia "satu tuan, satu penguasa" tidak hanya merusak semua orang di dalam sistem, tetapi juga bagi penguasa itu sendiri. Dia menuduh AS mengabaikan "prinsip-prinsip dasar hukum internasional" dan menekankan bahwa "tindakan sepihak dan seringkali tidak sah" tidak pernah menyelesaikan masalah apa pun.

Pada bulan Mei, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menyatakan harapan bahwa serangan militer negaranya di Ukraina, ketika selesai, akan memaksa negara-negara Barat "untuk berhenti mempromosikan apa yang disebut dunia unipolar di bawah dominasi Amerika Serikat dan sekutunya."Gagasan tentang dunia "multipolar" yang baru juga telah didiskusikan di Barat, paling baru oleh Kanselir Jerman Olaf Scholz.

Namun, setelah serangan Moskow di Ukraina, Barat menyatakan niatnya untuk "mengisolasi" Rusia dan menjatuhkan sanksi keras padanya. Rusia memandang tindakan ini sebagai manifestasi lain dari upaya Barat untuk "menahannya" dan mempertahankan tatanan dunia yang ada.

Baca Juga: