PM Prancis Edouard Philippe pada Jumat (3/7) mengajukan pengunduran diri seluruh kabinet kepada Presiden Emmanuel Macron. Dengan perombakan itu, Presiden Prancis ingin membuka “jalan baruâ€.

PARIS - Istana Elysee, tempat kedudukan Presiden Prancis Emmanuel Macron, pada Jumat (3/7) menyatakan mengumumkan perombakan kabinet. Dalam perombakan itu, Perdana Menteri Edouard Philippe tetap akan menangani urusan pemerintahan sampai kabinet baru ditunjuk.

Beberapa jam kemudian, Kantor Kepresidenan mengumumkan bahwa Presiden Macron telah menunjuk Jean Castex sebagai perdana menteri baru yang akan menggantikan Edouard Philippe. Jean Castex kini bertugas membentuk kabinet yang baru.

Pembubaran kabinet ini membuka jalan bagi perombakan pemerintah, yang secara luas diharapkan rakyat Prancis. Presiden Prancis Emmanuel Macron berupaya untuk memenuhi tuntutan para pemilih yang kecewa dan meninjau ulang kebijakannya untuk dua tahun terakhirnya pada masa jabatan ini.

Sebelumnya partai bentukan Emmnauel Macron, "En Marche" menderita kekalahan telak dalam pemilihan komunal di seluruh negeri pada Minggu (29/6) lalu.

Meskipun masih menikmati popularitas yang tinggi di Eropa, citra Emmanuel Macron di dalam negeri telah mengalami kemunduran signifikan. Tekanan politik dalam negeri antara lain dengan dilancarkannya rangkaian aksi protes rompi kuning, yang menentang reformasi tenaga kerja yang marak sebelum pandemi korona.

Kantor Kepresidenan Prancis mengatakan, Emmanuel Macron dan Edouard Philippe telah sepakat bahwa pemerintah baru diperlukan untuk membuka "jalan baru" ke depan.

Pada April, Macron mengatakan dia ingin "membentuk kembali" haluannya demi memenuhi tantangan terbaru yang dihadapi Republik Prancis. Tetapi kemungkinan besar, sisa dua tahun masa jabatannya akan didominasi oleh tema penanganan wabah korona.

Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Angela Merkel akhir Juni mengumumkan prakarsa baru pemulihan ekonomi Eropa dengan dana senilai 500 juta euro untuk membantu negara-negara Uni Eropa yang paling terpukul oleh pandemi Covid-19.

Namun rencana itu ditentang beberapa anggota Uni Eropa yang menolak penggunaan dana Uni Eropa sebagai hibah, bukan sebagai kredit. Negara-negara penentang utama yang dikenal dengan julukan "empat penghemat" adalah Austria, Belanda, Denmark dan Swedia. DW/AP/Rtr/dpa/I-1

Baca Juga: