Satuan perlu bekerja sama dengan pemerintah pusat, daerah, dan kelompok-kelompok kerja untuk memastikan pembelajaran yang berkualitas.

JAKARTA - Transisi pembelajaran di jenjang Pandidikan Anak Usia Dini (PAUD) perlu dikawal. Seluruh anggota dalam ekosistem PAUD harus terlibat dalam mengawal transisi moda bermain-belajar siswa PAUD. Demikian disampaikan Direktur Jenderal PAUD Dikdasmen, Kemendikbudristek, Jumeri, dalam Rapat Kerja Bunda PAUD di Jakarta, Sabtu (30/10).

"Kita semua perlu terus menjaga kesinambungan dari kedua pendekatan ini, baik di sekolah maupun di rumah," ujarnya. Dia mengatakan, pandemi mempengaruhi proses tumbuh kembang anak, khususnya mereka yang masih berada di jenjang PAUD.

Berdasarkan survei lintas jenjang yang dilakukan Kementerian, per September 2021, ada sebanyak 61 persen satuan PAUD masih melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Sedangkan, 39 persen satuan PAUD yang sudah dapat melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas.

"Sejauh ini, sepenuhnya dalam bentuk PJJ melalui belajar dari rumah, berangsur-angsur menjadi PTM Terbatas, agar dapat berjalan lancar," jelasnya.
Lebih jauh, Jumeri menekankan, dunia pendidikan anak terdiri dari elemen satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat. Satuannya dalam penyelenggaraan harus selalu didorong untuk bermitra dengan orang tua dan masyarakat.

Dia menambahkan, satuan PAUD perlu bekerja sama dengan pemerintah pusat, daerah, dan Bunda PAUD. Perlu juga kerja sama dengan kelompok kerjanya. Di antaranya, organisasi mitra, sektor swasta, dan anggota ekosistem lain. Hal ini untuk memastikan PAUD berkualitas.

Kemitraan Sistemik
Kemitraan sistemik dan berkelanjutan antarpihak dalam ekosistem, utamanya dimulai unit terkecil seperti orang tua atau keluarga. Kemudian guru atau satuan PAUD. "Ini adalah ciri khas yang sangat unik dunia PAUD. Mereka dapat disebut sebagai rajutan pertama," ucap Jumeri.

Dia mengingatkan, kemitraan dan kesepakatan untuk bergerak bersama demi pemulihan pembelajaran. Selain itu, demi menuju pendidikan awal berkualitas. Hal tersebut merupakan perwujudan dari skema kemitraan sistemik. Di mana praktik yang dilakukan berbagai mitra kerja akan dipresentasikan, didiskusikan, dan dipertukarkan.

"Berbagai praktik dari seluruh Nusantara diharapkan dapat membuka wawasan baru. Kemudian, meningkatkan kapasitas dan menjadi bekal tambahan kelompok kerja Bunda PAUD dan pemerintah daerah. Gunanya untuk merancang upaya dan mempercepat pemulihan berkualitas," tandasnya.

Direktur PAUD, Kemendikbudristek, Muhammad Hasbi, menambahkan, kementerian telah melakukan beberapa intervensi. Hal ini untuk mempertahankan angka partisipasi kasar dan jumlah satuan agar tetap beroperasi.

Menurut dia, salah satu intervensinya, relaksasi BOP sehingga satuan dengan peserta didik di bawah 9 akan tetap menerima BOP sejumlah tersebut.

Baca Juga: