TOKYO - Salah satu produsen logam terbesar Jepang, Kobe Steel Ltd, terlilit skandal pemalsuan data teknis yang diduga akan memengaruhi kualitas bahan aluminium dan tembaga yang digunakan di mobil, pesawat terbang, roket, dan peralatan militer.

Diduga, praktik ilegal ini sudah berlangsung lebih dari 10 tahun. Pekan lalu, Kobe Steel mengungkapkan penyimpangan paling lama yang telah ditemukan sejauh ini terjadi pada tahun 2007.

Surat kabar Nikkei, mengutip sumber yang tidak bersedia diidentifikasi, melaporkan bahwa penyimpangan atas kontrol kualitas pada pabrik-pabrik Kobe di Jepang telah terjadi beberapa dasawarsa yang lalu.

Seiring dengan upayanya menahan kejatuhan akibat skandal pemalsuan data spesifikasi produk, Kobe Steel memberi penjelasan singkat bahwa tidak ada masalah terkait likuiditas jangka pendek.

Perusahaan berusaha menghasilkan uang tunai termasuk melalui penjualan aset. Lebih lanjut diungkapkan oleh pejabat eksekutif tersebut, produsen baja terbesar ketiga di Jepang itu juga mempertimbangkan penjualan unit real estatnya.

"Meski memiliki cukup uang dan dana untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek, perusahaan berupaya menghimpun uang dengan mengurangi modal kerja serta melalui penjualan aset," jelas analis Jefferies Japan Ltd, Thanh Ha Pham, yang mengutip penjelasan manajemen Kobe Steel, seperti dilaporkan Bloomberg, Selasa (17/10).

Saham Kobe Steel pada pekan lalu anjlok 41 persen menyusul adanya kabar tentang pemalsuan data yang melibatkan perusahaan-perusahaan seperti Mitsubishi Motors Corp dan Asahi Kasei Corp.

Saham Kobe kemudian berhasil mengikis pelemahan dengan bergerak 5,2 persen lebih tinggi pada siang harinya. Dilaporkan, unit properti Kobe, Shinko Real Estate Co, memiliki aset tetap sebesar 89,9 miliar yen atau sekitar 801 juta dollar AS.

Menurut pejabat eksekutif Kobe, manajeman mempertimbangkan sejumlah opsi untuk bisnis properti itu, termasuk opsi menyewakan dan menjual real estat, serta divestasi penuh.

Meski demikian, penjualan tersebut dinyatakan tidak terkait dengan permasalahan yang dialami perusahaan. Perlu dikatahui, unit-unit bisnis Kobe yang terlibat dalam krisis tersebut menghasilkan baja, tembaga, aluminium, dan bahan lainnya yang berkontribusi lebih dari separuh pendapatan perusahaan.

Sementara itu, rantai pasokan Kobe mencakup beberapa produsen mobil dan pesawat terbang, termasuk untuk Ford Motor Co, Boeing Co, dan Hitachi Ltd.

Manajemen Kobe Steel sendiri menolak untuk mengomentari rincian pertemuan dengan analis tersebut. Juru bicara perusahaan mengungkapkan perusahaan saat ini sedang menyelidiki data-data di masa lampau untuk menentukan penyebab pemalsuan data.

Sedangkan Toyota, salah satu pelanggan Kobe, mengatakan ini adalah masalah yang sangat besar. Juru bicara Toyota mengatakan bahwa mereka berencana untuk mengambil tindakan atas masalah ini. Mereka menganggap isu ini sebagai isu besar. Rtr/SB/AR-2

Baca Juga: