JAKARTA - PT PP Properti Tbk (PPRO) berencana menerbitkan surat utang senilai satu triliun rupiah. Jumlah penerbitan tersebut merupakan bagian dari skemaPenawaran Umum Berkelanjutan (PUB) sebesar 2 triliun rupiah. Dana hasil penerbitan obligasi akan digunakan untuk mengurangi beban Perseroan atas pinjaman perbankan di tahun lalu.

Direktur Keuangan PP Properti, Indaryanto mengatakan, penerbitan obligasi untuk mengurangi pinjaman perbankan yang digunakan untuk pembelian lahan pada 2017 dan pembangunan hospitality, seiring beroperasinya Hotel Kaza di Surabaya serta proses konstruksi Prime Park Hotel and Convention di Lombok.

"Dana penerbitan obligasi itu untuk menopang penyelesaian lahan sejak tahun lalu," ungkap dia di Jakarta, Selasa (18/4). Penerbitan obligasi ini tengah diproses dan Perseroan masih akan menunggu proses ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI). "Kami akan pakai buku Desember 2017 sehingga akan diproses di kuartal kedua tahun ini.

Kami harapkan mungkin rising fund akan terjadi di awal Juli," imbuhnya. Adapun pada 2016, Perseroan juga telah menerbitkan obligasi senilai 600 miliar rupiah. Menurut Indaryanto. pada tahun ini arus kas Perseroan terbilang meningkat tajam lantaran strategi penjualan secara jumbo atau bulk sales untuk proyek apartemen, hotel, atau perumahan pada beberapa institusi, serta melakukan beberapa inovasi pada produkproduk.

Dengan pembayaran uang muka sebesar 20 persen dari mitra akan cukup untuk menopang arus kas. Sebagai informasi, arus kas Perseroan pada akhir tahun lalu sekitar 70 miliar rupiah akan meningkat menjadi 300 miliar rupiah.

"Marketing Sales"

Sementara itu, Direktur Utama PP Properti, Taufik Hidayat memaparkan, pada tahun ini Perseroan tidak berencana membeli landbank baru, tetapi lebih fokus pada mengembangkan lahan yang telah ada. Caranya dengan mempercepat penjualan melalui strategic selling dan strategic partnership. Saat ini Perseroan pun telah memiliki rencana untuk nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) sebagai strategic selling dengan beberapa institusi.

"Kita finalisasi transaksi jual belinya," ujar dia. Perseroan menargetkan marketing sales tahun ini sebesar 3,8 triliun rupiah atau bertumbuh 27 persen (year on year/yoy). Laba bersih 2018 ditargetkan bertumbuh 20 persen (yoy) menjadi 528 miliar rupiah. Menurut Taufik, realisasi marketing sales hingga akhir kuartal pertama 2018 mencapai 700 miliar rupiahdan laba bersih senilai 95 miliar rupiah.

Hingga akhir tahun ini Perseroan menrgetkan total aset mencapai 14,9 triliun rupiah atau lebih tinggi dari posisi di akhir 2017 sebesar 12,56 triliun rupiah.

yni/AR-2

Baca Juga: