Liburan selalu menjadi faktor pendorong lonjakan kasus korona. Maka, hal ini harus selalu diantisipasi. Tetap menahan diri di rumah. Warga ambil tanggung jawab untuk menghindari risiko terpapar.

JAKARTA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro hingga 5 April 2021 untuk menjaga penurunan kasus aktif korona. Hal ini dikatakan Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Widyastuti, di Jakarta, Selasa (23/3).
Menurutnya, PPKM Mikro sebelumnya telah menunjukkan hasil signifikan terhadap penurunan jumlah kasus aktif di Jakarta. Karena itu, melalui Keputusan Gubernur Nomor 294 Tahun 2021 tentang Perpanjangan PPKM Mikro dan Instruksi Gubernur Nomer 13 Tahun 2021 tentang Perpanjangan PPKM Mikro tingkat RT, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kembali memperpanjang PPKM Mikro hingga 5 April 2021.
Penurunan jumlah kasus aktif secara detail dijelaskan Widyastuti. Ada periode penurunan kasus yang sangat signifikan, yakni 7.439 kasus aktif pada tanggal 8 Maret menjadi 5.747 kasus aktif pada tanggal 16 Maret. "Artinya ada penurunan hingga 1.692 kasus dengan diterapkannya PPKM Mikro," tandas Widyastuti.
"Namun periode pascalibur hari besar keagamaan Isra Miraj dan Nyepi, kurvanya kembali naik, meskipun tetap terkontrol menjadi 7.322 kasus aktif pada 21 Maret 2021," tambahnya. Penurunan kasus aktif yang signifikan ini juga berdampak pada turunnya keterpakaian tempat tidur isolasi dan ICU di rumah sakit rujukan.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, jumlah kapasitas tempat tidur isolasi per 7 Maret sebesar 8.256 dan terpakai 4.922 atau 60 persen. Sedangkan jumlah kapasitas ICU per 7 Maret sebesar 1.148 dan terpakai 755 ICU atau 66 persen.
Sementara itu, pada 21 Maret DKI memiliki kapasitas 7.863 tempat tidur isolasi dan terisi 4.258 atau 54 persen. Sedangkan untuk ICU sebesar 1.142 dan terisi 674 atau 59 persen. "Dengan begitu, tempat tidur dan ICU yang sebelumnya disiapkan dapat dialihkan untuk perawatan pasien non-Covid-19," tutur Widyastuti.

Tak Memuaskan
Meskipun terjadi penurunan jumlah kasus aktif, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengimbau warga menahan diri untuk keluar rumah. Hal itu terlebih bila tak ada kepentingan mendesak.
"Usaha bersama untuk menekan laju kasus aktif melalui PPKM Mikro sudah sesuai dengan jalurnya. Kita bisa melihat penurunan yang signifikan," ujar Anies.
Namun, liburan selalu menjadi faktor pendorong lonjakan kasus. Maka, hal ini harus selalu diantisipasi. "Tetap menahan diri dan ambil tanggung jawab untuk menghindari risiko terpapar," katanya.
Selain itu, Anies juga memaparkan data survei yang dihimpun tim Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI), Unicef, dan Kader Puskesmas dalam sepekan terakhir. Hasilnya menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan masyarakat untuk disiplin 3M berada di persentase tak memuaskan.
Ketiga indikator menurun. Di antaranya memakai masker dan menjaga jarak hanya 40 persen. Sedangkan mencuci tangan dengan sabun sebesar 10 persen saja. Padahal, sebelumnya, indikator-indikator tersebut menyentuh 85 persen.
"Sekali lagi, saya mengingatkan agar terus menerapkan disiplin protokol kesehatan 3M, meskipun kita bosan dan jenuh. Tetapi virusnya tak kenal bosan, tak kenal jenuh. Sering juga saya katakan bahwa memakai masker memang tidak nyaman, tetapi lebih tidak nyaman apabila harus dirawat karena positif Covid-19," kata Anies.
Anies yakin jika keberlanjutan PPKM Mikro dibarengi dengan disiplin 3M warga, ditambah proses vaksinasi massal berlanjut terus Jakarta akan cepat pulih. Saat ini, vaksinasi sudah menyentuh angka 824.000 untuk tahap 1 dan 2. Mereka yang sudah divaksin adalah tenaga kesehatan, lanjut usia, dan pelayanan publik. Diharapkan, ke depan Jakarta lebih cepat pulih baik kesehatan maupun ekonomi.
"PPKM Mikro berdampak efektif. Harapannya beriringan dengan disiplin 3M dan vaksinasi akan menjadi 'game changer' pandemi," tuturnya. hay/Ant/G-1

Baca Juga: