Vaksinasi booster terbukti memberikan modal imunitas yang memadai sehingga pemerintah bisa melakukan pelonggaran-pelonggaran.

JAKARTA - Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), masih penting dilakukan selama status Covid-19 tetap pandemi. PPKM juga sejalan dengan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang baru saja dikeluarkan tentang kriteria menuju akhir pandemi.

"PPKM akan menjadi intervensi kita yang terbukti efektif dalam menjalani masa transisi, pemulihan, dan keluar dari situasi krisis," kata epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman, kepada Koran Jakarta, Senin (26/9).

Dicky menjelaskan PPKM merupakan bagian dari upaya menekan sirkulasi virus di masyarakat. Menurutnya, pendekatan tersebut relatif murah apalagi dengan kondisi Covid-19 saat ini tidak perlu PPKM level tinggi seperti tahun-tahun sebelumnya.

Negara-negara lain masih menerapkan strategi serupa. Strategi tersebut efektif dalam mengatasi beragam pandemi. "Masih sangat penting sekali penerapan PPKM. Tentu dengan penguatan 3T, vaksinasi, dan 5M," tambahnya.

Lebih lanjut, Dicky mendorong Indonesia memproduksi vaksin primer sendiri. Langkah ini penting mengingat jumlah penduduk Indonesia yang banyak dan masih ada kelompok masyarakat belum mendapat vaksin primer Covid-19.

"Beberapa kelompok atau daerah belum mendapat vaksinasi primer, terutama anak di bawah usia lima tahun, maka saya mendorong agar Indonesia memiliki vaksin primer sendiri," jelasnya.

Dia menerangkan produksi vaksin secara mandiri penting agar tidak bergantung dari negara lain. Hal tersebut berdampak pada beban anggaran dan tantangan ketahanan kesehatan nasional dan lokal.

"Riset pengembangan vaksin dalam negeri menjadi sangat penting berbasis metode ilmiah bukan politis apalagi ekonomis," katanya.

Imunitas yang Memadai

Dia menekankan vaksinasi booster terbukti memberikan modal imunitas yang memadai sehingga pemerintah bisa melakukan pelonggaran-pelonggaran. Di sisi lain, dosis keempat diberikan secara selektif kepada kelompok rawan terpapar Covid-19.

"Vaksin tiga dosis menjadi sangat penting sebagai syarat bahwa suatu daerah bisa melakukan pemulihan dengan relatif aman, termasuk orang bisa beraktivitas, makanya kejar tiga dosis ini di semua wilayah," tandasnya.

Dicky menyampaikan pemberian tiga dosis vaksinasi Covid-19 menjadi salah satu modal untuk mencegah terjadinya reinfeksi yang dapat menyebabkan long Covid-19. "Long Covid-19 berpotensi terjadi pada orang terinfeksi lebih dari dua kali, apalagi belum vaksinasi penguat," ujar Dicky.

Ia mengatakan long Covid-19 akan bermanifestasi terhadap beragam penyakit yang akhirnya menjadi beban pembiayaan kesehatan di dalam negeri. "Sehingga, prinsip pencegahan menjadi jauh lebih penting," ucapnya.

Ia mengatakan varian Omicron seperti BA.2.75.2 dan BQ1.1 masih menjadi varian yang paling mengancam karena varian ini mampu menurunkan efikasi antibodi. Oleh karena itu, modal imunitas dari tiga dosis vaksin Covid-19 penting untuk melindungi populasi.

Direktur Ketahanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Roy Himawan, mengatakan Indonesia telah menunjukkan keberhasilan kolaborasi dalam pelaksanaan vaksinasi Covid-19 selama dua tahun terakhir.

"Dapat kita apresiasi apa yang telah dilakukan oleh kita semua bahwa dalam dua tahun terakhir kita bisa mencapai poin-poin yang menunjukkan keberhasilan untuk sebuah kolaborasi (dalam pelaksanaan vaksin Covid-19)," kata Roy dalam diskusi "Bedah Buku Vaksinasi Covid-19" yang diikuti secara daring dari Jakarta, Senin.

Baca Juga: