Rakyat harus menaati kebijakan pemerintah. Pada saat bersamaan juga harus selalu menjaga kerukunan dan sebagai umat beragama saling membantu di tengah masa sulit.

JAKARTA - Kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) terbaru sangat positif demi melindungi masyarakat. Jika kebijakan strategis tersebut tidak ditempuh, maka bisa berdampak negatif bagi rakyat karena berpotensi terjangkit virus.

Pernyataan ini dikeluarkan tokoh lintas agama, Theophilus Bela, di Jakarta, Rabu (21/7).Menurut mantan Ketua Umum Forum Komunikasi Kristiani Jakarta tersebut, langkah terbaru pemerintah dalam perpanjangan PPKM sungguh baik karena Indonesia dalam krisis menghadapi bahaya Covid-19.

"Sudah menjadi tugas utama pemerintah untuk melindungi warganya," kata Theo seperti dikutip Antara. Ia juga mengatakan bahwa apresiasi patut diberikan atas kebijakan Presiden dan pemerintah secara umum dalam penanganan Covid-19.

Selain itu, pelanjutan PPKM yang disampaikan Presiden dinilainya menjadi jalan utama yang harus ditempuh pemerintah saat ini. Menurutnya, rakyat harus menaati kebijakan pemerintah. Pada saat bersamaan juga harus selalu menjaga kerukunan dan sebagai umat beragama saling membantu di tengah masa sulit.

Dia juga menyarankan agar masyarakat mengikuti program vaksinasi Covid-19 yang terus digalakkan pemerintah sebagai upaya bersama menghindari bahaya virus tersebut. "Masyarakat harus sungguh-sungguh menaati program pemerintah dalam rangka penanganan Covid-19. Ikuti juga program vaksinasi untuk menghindari bahaya pandemi," kata Theo.

Presiden Joko Widodo mengumumkan bahwa PPKM Darurat dilanjutkan hingga 25 Juli. Pemerinah akan melakukan pembukaan secara bertahap mulai 26 Juli 2021 mendatang jika angka pasien Covid-19 menurun.

Bandung

Sementara itu, Aparat Polrestabes Bandung membubarkan aksi massa di Balai Kota. Mereka menolak PPKM di masa pandemi Covid-19. Kapolrestabes Bandung, Kombes Pol Ulung Sampurna Jaya, mengatakan ada 150 orang diamankan. "Mereka adalahoknum yang diduga turut mengganggu ketertiban masyarakat dengan memblokade jalan raya," tandas Ulung.

Para pengunjuk rasa yang ditangkap, menutup perempatan Jalan Sulanjana, dengan melakukan orasi, sehingga membuat kemacetan panjang. Ulung menjelaskan, awalnya massa beraksi di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana. Ratusan massa terdiri dari ojek online dan mahasiswa.

Namun saat aksi berlangsung, menurut Ulung, ada kelompok lain yang bergabung. Ulung menduga kelompok yang bergabung tersebut bermaksud menimbulkan gesekan atau gangguan keamanan. Setelah itu, kelompok tersebut bergerak menuju Gedung Sate melalui Jalan Ir H Djuanda, hingga ke Simpang Sulanjana-Diponegoro.

Di titik tersebut massa menutup jalan hingga sebabkan kemacetan. Sebelumnya, Ulung menyebut massa juga melakukan perusakan tanaman di pinggir jalan. "Kita juga membubarkan mereka karena tidak mematuhi protokol kesehatan, tidak memakai masker," kata Ulung.

Baca Juga: