JAKARTA - PT Pos Indonesia (Persero) optimistis penyaluran bantuan di wilayah 3T (Terdepan, Terpencil dan Tertinggal) akan selesai tepat waktu dan tidak melebihi target yang ditetapkan Kementerian Sosial (Kemensos) pada akhir Desember 2022.
Direktur Bisnis Jasa Keuangan PT Pos Indonesia (Persero), Haris mengatakan saat ini pihaknya telah mengejar waktu penyaluran Bantuan Langsung Tunai Bahan Bakar (BLT BBM) tahap 2, Program Keluarga Harapan (PKH), dan Bansos Sembako (Bantuan Pangan Non Tunai/BPNT).
"Adapun nominal dana BLT BBM yang diberikan kepada keluarga penerima manfaat (KPM) yaitu untuk dua bulan sebesar Rp300 ribu, bantuan sembako triwulan IV (Oktober, November, Desember) sebesar masing-masing Rp200 ribu per bulan dengan total Rp600 ribu, dan PKH dengan nominal beragam mulai dari Rp225 ribu hingga Rp3 juta. Periode penyaluran ini sangat istimewa karena Pos menyalurkan tiga bantuan sekaligus," kata Haris dalam keterangan tertulisnya, Rabu (14/12).
Dia menambahkan terkait penyaluran BLT di wilayah 3T dirinya optimistis petugas Pos telah terlatih mengatasi tantangan yang dihadapi. Di mana petugas Pos saat menerima data sudah maping (memetakan) lokasi penerima dan Kantorpos tedekatnya. Kemudian berkoordinasi dengan pemangku daerah untuk penjadwalan penyaluran.
Pihaknya menyiapkan transportasi dan berkoordinasi dengan pemerintah daerah terkait dan aparat keamanan.
"Berkat koordinasi yang baik, penyaluran bansos saat ini hampir mencapai 100 persen. Hanya tersisa sekitar 3 persen yang belum tersalurkan kepada KPM di wilayah 3T," katanya.
Sementara itu, Ketua Satgas Bansos, Hendra Sari mengatakan meskipun tak mudah menyalurkan bansos di wilayah 3T, PT Pos Indonesia tetap berkomitmen penuh menyampaikan amanah pemerintah kepada KPM. Bahkan, PT Pos Indonesia memberikan perhatian khusus dalam penyaluran di wilayah 3T.
"Untuk bansos sembako sudah kami salurkan 97 persen. Tersisa 3 persen lagi yang belum disalurkan, dan ini rata-rata berada di wilayah yang tidak mudah atau 3T," katanya.
Tantangan lain PT Pos dalam menyalurkan tiga bansos sekaligus, yaitu memastikan nominal uang yang diterima KPM sesuai. Untuk memudahkan sekaligus meminimalkan risiko uang tercecer, petugas Pos menyerahkan uang yang sudah dihitung di dalam plastik.
"Karena sekarang ini jumlah programnya banyak, maka nilai bantuannya bervariasi. Satu orang KPM bisa mendapatkan uang bantuan di atas Rp4 juta, sehingga kami sangat berhati-hati dalam menyampaikan. Kami pastikan uang dihitung di depan petugas, tidak ada komplain ketika sudah meninggalkan loket pembayaran," kata Hendra.
Dia juga mengimbau KPM menaati jadwal penyaluran dan tetap mengedepankan protokol kesehatan ketika sedang antre mengambil bansos.
"Kami imbau KPM untuk menaati jadwal penyaluran bantuan, datang dengan menaati protokol kesehatan. Apabila sakit atau berhalangan tidak usah memaksakan datang ke Kantorpos atau komunitas. Cukup informasikan kepada petugas Pos, nanti petugas akan datang membayarkan di rumah penerima. Jangan pernah memberikan apapun kepada petugas Pos karena mereka sudah kami bayar dan difasilitasi. Masyarakat berhak menerima uang utuh, tanpa potongan apapun," kata Hendra.
Lebih lanjut, Hendra menjamin komitmen PT Pos Indonesia menyalurkan semua bansos tepat waktu, tepat sasaran, dan akuntabel. Oleh karena itu, Pos Indonesia siap jika kembali dipercaya pemerintah menyalurkan beragam bansos.
"Layanan yang dimiliki Pos Indonesia secara akuntabilitas bisa dipertanggungjawabkan. Kemampuan membayarkan lebih cepat, serta pengalaman mendatangi orang, berkomunikasi dengan masyarakat lebih baik. Kami berharap semua pihak bisa memanfaatkan ini. Hal ini merupakan sumbangsih Pos Indonesia untuk negara," tutupnya.