Pesawat siluman militer Amerika yang pertama pesawat layang tempur Waco CG-4A. Pesawat ini secara diam-diam melejit ke dalam sejarah Perang Dunia II, hanya didukung oleh angin yang ada dan keberanian orang-orang yang menerbangkannya.

Pesawat siluman militer Amerika yang pertama pesawat layang tempur Waco CG-4A. Pesawat ini secara diam-diam melejit ke dalam sejarah Perang Dunia II, hanya didukung oleh angin yang ada dan keberanian orang-orang yang menerbangkannya.

Di bawah tabir kegelapan pada D-Day dan serangan udara besar sekutu lainnya, pesawat layang Waco membawa pasukan dan perlengkapan di belakang garis musuh untuk menghancurkan pertahanan utama musuh dan jaringan transportasi.

Pesawat layang sederhana tersebut tanpa mesin dan tidak bersenjata mengatasi rintangan berbahaya untuk membuat retakan pertama di benteng Eropa milik Hitler. Kisah mereka merupakan salah satu kisah kemenangan sekutu.

Momen peran pesawat layang hanya sementara. Namun di era sebelum adanya helikopter, pesawat layang tempur mewakili kecanggihan dalam hal siluman karena tidak menimbulkan suara, ketepatan pendaratan, dan kapasitas pengangkutan.

Mulai dari sebutan "peti mati terbang" hingga "target penarik", pilot dan pasukan infanteri yang terbang di atas layang memiliki julukan yang beragam dan pantas untuk pesawat mereka yang ringkih ini. Namun menurut setidaknya seorang perwira penerbangan veteran, julukan paling umum untuk pesawat layang tempur ini adalah "sayap senyap".

"Bagi kami, itu lebih keras dari neraka," kata pilot Donald MacRae, yang menerbangkan pasukan ke medan perang pada D-Day dan invasi ke Belanda. Konstruksi pesawat layang yang sederhana tidak memberi isolasi dari deru mesin pesawat derek C-47, hentakan elemen alam, dan hiruk pikuk tembakan antipesawat musuh, kata dia.

MacRae, yang terbang dengan Skuadron Pengangkut Pasukan ke-37 dari Grup Pengangkut Pasukan ke-316, mengatakan bahwa pesawat layang tersebut hanya memiliki sedikit perlengkapan untuk keselamatan penumpang dan tidak ada untuk kenyamanan mereka. Ada empat instrumen dasar pada panel kendali yang tidak dipercayai oleh pilot.

Jika menembus kantong udara dan angin berkecepatan 40 mil per jam akan menciptakan turbulensi yang hebat. Karena tidak adanya parasut, pasukan di dalam pesawat layang pengangkut justru harus bersusah payah melindungi pilotnya dari tembakan terus menerus musuh di bawah.

"Beberapa orang menemukan jaket antipeluru tambahan untuk saya bukan untuk dipakai tetapi untuk diduduki. Mereka tidak ingin apapun yang datang dari bawah pesawat dapat mengenai sesuatu yang penting," kata menurut MacRae.

Badan pesawat Waco CG-4A memiliki panjang 48 kaki dan terbuat dari pipa baja dan kulit kanvas. Lantainya terbuat dari kayu lapis sarang lebah yang dapat menopang beban lebih dari 4.000 ton kira-kira sama dengan berat kosong pesawat layang itu sendiri.

Pesawat ini dapat membawa dua pilot dan hingga 13 tentara, atau kombinasi alat berat dan awak kecil untuk mengoperasikannya. Bagian hidungnya bisa diayunkan untuk membuat pintu kargo bagi mobil jip berukuran 5 x 6 kaki, howitzer 75 mm, atau kendaraan berukuran serupa. hay/I-1

Baca Juga: