JAKARTA - Jumlah wirausaha di Indonesia belum mencapai angka yang ideal untuk bisa menjadi negara maju, kata Asisten Deputi Ekosistem Bisnis Deputi Bidang Kewirausahaan Kementerian Koperasi dan UKM Irwansyah Putra.
"Maka dari itu, perlu upaya untuk mewujudkan ekosistem kewirausahaan yang mendukung, di antaranya melalui sinergi lintas sektor, standardisasi, dan integrasi pelaksanaan program baik di tingkat pusat maupun daerah, serta mengembangkan proses bisnis dalam ekosistem kewirausahaan," kata Irwansyah Putra dalam Workshop Pengembangan Kewirausahaan Nasional di Sukabumi, Jawa Barat, lewat keterangan resmi di Jakarta, Minggu (18/9).
Untuk memacu pertumbuhan dan perkembangan kewirausahaan di Tanah Air, lanjutnya, pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 2 tahun 2022 tentang Pengembangan Kewirausahaan Nasional.
Workshop tersebut juga merupakan salah satu langkah sosialisasi Perpres Nomor 2 Tahun 2022 dan pendampingan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk masuk ke dalam ekosistem digital.
"Ini merupakan kolaborasi dari berbagai pihak, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, dunia usaha, dan berbagai pemangku kepentingan lainnya untuk bersama-sama mendorong peningkatan kompetensi UMKM dan transformasi UMKM menjadi wirausaha yang inovatif dan berkelanjutan," ujar Irwansyah.
Dia mengharapkan keinginan kuat dari pelaku usaha untuk naik kelas, dukungan berbagai program maupun insentif dari pemerintah, serta sinergi dengan berbagai dapat mendorong kemunculan wirausaha yang mampu menyerap banyak tenaga kerja, sekaligus menjadi penggerak kelahiran wirausaha-wirausaha baru.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Sukabumi Yulipri menuturkan bahwa jumlah UMKM di Kabupaten Sukabumi mencapai 201 ribu yang 46 ribu di antaranya sudah memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB).
Workshop yang diadakan Kemenkop disebut sangat membantu pelaku UMKM untuk mempunyai daya saing tinggi, mendapatkan pengetahuan dan informasi terkait legalitas usaha seperti NIB, Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT), hingga sertifikat halal.
"Karena selama ini hanya dijual di warung saja. Harapannya bisa masuk ke ritel modern hingga sampai ekspor," katanya.
Kegiatan workshop tersebut dilaksanakan secara serentak di tiga tempat, yakni Kabupaten Sukabumi, Kota Serang di Banten, dan Kota Kendari di Sulawesi Tenggara untuk mengakselerasi rasio kewirausahaan dan penumbuhan wirausaha sebesar empat persen pada 2024.