PON adalah pesta olahraga persaudaraan sesama anak bangsa dari seluruh suku dan daerah di Indonesia. Soal keamanan, Panitia PON Papua pasti sudah mengantisipasinya. Percayakan saja kepada mereka.
Tinggal sembilan hari lagi, Pekan Olahraga Nasional (PON) XX resmi dibuka.Inilah untuk pertama kali dalam sejarah Indonesia, PON diselenggarakan di Indonesia Bagian Timur.Sebelumnya paling timur hanya sampai Makassar, itu pun sudah lama sekali, PON IV 1957, sudah lebih dari 60 tahun lalu.
Pulau Jawa masih menjadi yang tersering menjadi tuan rumah, disusul Pulau Sumatera yang sudah tiga kali dan Pulau Kalimantan sekali. Wilyah Bali, Nusa Tenggara, dan Maluku belum pernah sama sekali mendapat kesempatan menjadi tuan rumah PON.
Dari segi infrastruktur, PON Papua bisa dibilang sangat siap.Beberapa venue baru sudah dibangun demi suksesnya PON di Papua. Yang paling membanggakan dan menjadi ikon baru Provinsi Papua adalah dibangunnya Stadion Lukas Enembeyang berkapasitas 40.000 penonton.Stadion yang tadinya bernama Stadion Papua Bangkit ini, dibangun dengan biaya 13 triliun rupiah lebih.
Pembangunan berbagai infrastruktur olahraga di Papua ini bukti komitmen Pembangunan Indonesia-sentris yang dicanangkan Presiden, di mana Tanah Papua menjadi prioritasnya.
Pelaksanaan PON di Papuajuga penguatan jatidiri Bangsa Indonesia yang terbentang dari Sabang sampai Merauke, dari Asia sampai ke Pasifik, dari tanah Melayu sampai ke Kepulauan Melanesia. Ini tidak lepas dari upaya percepatan pembangunan kesejahteraan Tanah Papua serta semangat dan jiwa berolahraga yang melekat serta identik dengan Tanah Papua.
Kita semua berharap PON Papua berlangsung sukses.Sukses bukan hanyadari segi penyelenggaraan saja, tetapi juga bisa membangkitkan semangat berolahraga putra-putrai Papua yang terkenal dengan bakat-bakat alamnya.Dan nantinya bisa mengangkat nama Indonesia dalam percaturan olahraga dunia.
Karena dilaksanakan di masa pandemi, PON Papua juga harus sukses mencegah penyebaran Covid-19.Jangan sampai setelah berlangsunya PON, jumlah kasus baru Covid-19 meningkat tajam.Karena itu, semua pihak yang terlibat di PON Papua, terutama panitia harus benar-benar menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Mungkin kita bisa meniru pelaksanaan Olimpiade Tokyo pada Juli-Agustusdan Paralimpiade Tokyo pada Agustus-September lalu.Meski kedua pesta olahraga tersebut digelar tanpa penonton, panitia dan relawan yang bertugas selalu mengingatkan pentingnya menjaga protokol kesehatan.
Jepang memang terkenal sangat disiplin, apa yang ditulisdan apa yang dipraktikkan di lapangansangat sebangun, nyaris tidak ada deviasi sedikitpun antara aturan dan praktik.Tidak ada pengecualian.Tidak ada aturan yang dicetak tebal-tebal namun tidak konsisten dalam pelaksanaannya.Kalau Jepang bisa, kenapa kita tidak bisa.
Pelaksanaan PON Papua juga berlangsung di saat Kelompok Kriminal Bersenjata gencar melaksanakan aksinya. Panitia PON Papua dankontingen yang akan berlaga perlu mengantisipasinya, tetapi juga tidak perlu berlebihan seperti beberapa kontingen yang membawa anggota Polri dan TNI sendiri untuk keamanan kontingennya.
PON adalah pesta olahraga persaudaraan sesama anak bangsa dari seluruh suku dan daerah di seluruh Indonesia. Kita harus beri kesan bahwa ini adalah perhelatan persahabatan dan persaudaraan. Dengan membawa keamanan sendiri seakan-akan memberi kesan tidak percaya pada Panitia PON Papua. Panitia PON pasti sudah mengantisipasi hal itu, percayakan saja kepada mereka.