JAKARTA - Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo menerima kunjungan Dewan Pers untuk membahas kerja sama dan memperkuat kemitraan mencegah politik identitas jelang Pemilu 2024.

"Jadi ini yang tadi kami bahas dan sepakat, ke depan kami harus menjaga ini semua sehingga kami bisa memberikan literasi pendidikan tentang bagaimana bersama-sama menjaga politik yang sehat yang tentunya ini menjadi perhatian kami bersama," kata Sigit di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (21/6).

Jenderal bintang empat itu mengingatkan sejak tahapan Pemilu 2024 dimulai, ke depan menjadi tantangan bagi Polri dan juga media bagaimana menjaga persatuan dan kesatuan masyarakat Indonesia, mencegah polarisasi dan penggunaan politik identitas.

Tidak hanya pemilu, tantangan lainnya yang dihadapi Bangsa Indonesia adalah ketidakpastian global adanya perang Ukraina dan Rusia, dan ekonomi global.

Mantan Kabareskrim Polri itu berharap peran Dewan Pers memberikan literasi, edukasi lewat karya jurnalistik untuk menjaga persatuan dan kesatuan masyarakat sehingga agenda nasional dan tantangan global dapat dihadapi bersama-sama.

"Karena saat ini kita butuh persatuan kesatuan untuk menghadapi kondisi ketidakpastian akibat dampak global dan dengan kekuatan tersebut maka Indonesia bisa menghadap situasi perkembangan global untuk kita tetap mempertahankan posisi kita, untuk tetap eksis dan akan semakin baik ke depan," ujar Sigit.

Keutuhan Sosial

Ketua Dewan Pers Azyumardi Azra mengatakan siap mendukung Polri menjaga keutuhan sosial mencegah masyarakat terbelah di tahun politik.

Upaya yang dilakukan, kata dia, adalah peningkatan kualitas jurnalistik, tidak memakai diksi-dikasi yang dapat memecah belah anak bangsa yang selama ini dipakai oleh media.

"Kami ingin Masyarakat kita tidak terpecah belah, dan oleh karena itu kita di Dewan Pers berharap agar kawan-kawan media tidak memakai diksi-diksi yang memecah belah anak bangsa yang selama ini masih dipakai, kita harapkan tidak dipakai lagi," kata Azyumardi.

Azyurmady juga menyampaikan pentingnya peningkatan kualitas jurnalistik, atau jurnalisme di tengah tantangan membanjirnya informasi lewat media sosial, sehingga berita bohong, berita keliru, dan beritas salah tidak terbendung.

"Oleh karena itu, Dewan Pers bersama-sama Polri ingin meningkatkan kualitas jurnalistik, dan kita berharap pelayanan yang diberikan itu pelayanan yang berdasarkan pada jurnalisme yang terverifikasi jadi bukan dilakukan oleh orang-orang yang menggunakan jurnalistik untuk kepentingan tertentu, seperti kepentingan ekonomi dan sebagainya," kata Azyumardi.

Baca Juga: