Kepada pimpinan yayasan, kepolisian mengimbau jemaat siapkan lahan parkir dan membuat pos pemeriksaan tamu.

TANGERANG - Polres Metro Tangerang Kota menyiapkan tim penjinak bom (Jibom) Gegana Polda Metro Jaya untuk menyisir lokasi vihara sebelum peribadatan dilaksanakan pada perayaan Tahun Baru Imlek mendatang.

"Sebelum peribadatan nanti, kita akan menerjunkan tim JibomGeganaPolda Metro Jaya untuk sterilisasi vihara-vihara. Ini untuk mengantisipasi gangguan sekecil apa pun," kata Kapolres Metro Tangerang, Kombes Pol Zain Dwi Nugroho, Kamis (12/1).

Dia menambahkan, seluruh satuan fungsi di jajarannya dikerahkan untuk menjamin keamanan dan kelancaran perayaan tahun baru Imlek, Minggu (22/1) mendatang. "Untuk menjamin kelancaran arus lalu lintas di vihara yang berlokasi di pinggir jalan raya, kita siapkan personel satlantas yang akan mengatur arus lalin saat pelaksanaan ibadah Imlek tahun ini," kata Kapolres Kombes Zain.

Pada hari Kamis ini, kapolres beserta pejabat utama Polres Metro Tangerang Kota melakukan kunjungan ke empat vihara dengan lebih dari 500 jemaat untuk memastikan peribadatan masyarakat Tionghoa berjalan aman dan lancar.

Adapun empat vihara tersebut adalah Vihara Boen Tek Bio, di Jalan Bhakti No 14, Kelurahan Sukasari, Vihara Nimmala Boen San Bio, di Jalan KS Tubun Koang Jaya, Vihara Yang Sen Bio, di Jalan Rawa Kucing, Kelurahan Mekarsari, dan Vihara Hok Tek Bio di Kelurahan Pangkalan Kecamatan. Dalam kunjungannya, kapolres menemui sejumlah pengurus yayasan vihara menyampaikan pesan Kamtibmas selama rangkaian kegiatan Imlek.

"Kepada pengurus maupun pimpinan yayasan, kepolisian mengimbau jemaat tetap menerapkan protokol kesehatan, siapkan lahan parkir, tingkatkan kewaspadaan dengan membuatkan pos pemeriksaan tamu termasuk barang bawaannya," ujarnya.

Kerukunan

Sementara itu, Bupati Lebak, Iti Octavia Jayabaya, mengapresiasi kerukunan antar-umat beragama setempat yang berjalan baik, sehingga dapat mewujudkan kedamaian. "Kita harus menjaga kerukunan dan keharmonisan antar-umat beragama," kata Iti Octavia.

Kerukunan dan kedamaian antarumat beragama Lebak berjalan baik sejak zaman kolonial Belanda hingga kini karena dilestarikan masyarakat. Selama ini, di Lebak belum pernah terjadi kerusuhan, bentrokan maupun perpecahan sesama antaranak bangsa.

Kehidupan masyarakat Lebak memang plural dengan keanekaragaman keyakinan agama, suku, ras, budaya, sosial dan bahasa. Namun di tengah perbedaan itu rakyat semakin kokoh menjalin persatuan dan kesatuan. Secara kultural dan religius masyarakat Lebak sangat menghormati, menghargai dan berdampingan antarumat beragama.

"Kami minta masyarakat terus menjaga dan melestarikan persatuan guna mewujudkan kehidupan yang sejahtera," tandas Iti Octavia. Menurut dia, saat ini antarumat beragama di Kabupaten Lebak saling berdampingan. Mereka melakukan kegiatan bersama dalam penanganan kebencanaan maupun kemanusiaan.

Untuk itu, umat beragama berharap, semua penganut agama diperlakukan sama oleh pemerintah Kabupaten Lebak. Jangan ada perlakuan berbeda.

Sementara itu, Ketua Badan Kerja Sama Antar-Gereja (BKSAG) Kabupaten Lebak Pendeta Gideon Krisna mengatakan selama ini hubungan harmonisasi antarumat beragama cukup kondusif dan damai. Umat Kristiani Lebak bersyukur Iti Octavia Jayabaya sangat toleransi.

Hanya, sangat disayangkan, dalam Natal tahun lalu, Iti menyuruh umat Nasrani yang tingal di Maja merayakan Natal di Rangkabitung, padahal jaraknya 30 kilometer. Tidak jelas alasan tidak boleh merayakan Natal di Maja. Hal seperti ini mesti tak terulang. Apalagi, menurut Iti, perbedaan itu rahmat Tuhan yang harus dijaga dan dilestarikan.

Baca Juga: