Jakarta - Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto menilai, saat ini Indonesia butuh politik yang membangun peradaban, yang mencerdaskan, dan politik yang menempatkan kedaulatan tertinggi kepada rakyat. Dan umat Islam sebagai pemeluk agama mayoritas di Indonesia, harus mengakomodir hal tersebut guna menghindari perpecahan akibat perbedaan pendapat.

Harapan Harsto itu dikemukakan dalam pertemuan dengan Ikhwanul Muballighin, Kamis (26/4). Pertemuan ini merupakan pertemuan balasan kala PDIP melalui Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) berkunjung ke Masjid Istiqlal 11 April 2018 lalu. Sekjend PDIP, Hasto Kristiyanto menegaskan, PDIP mempunyai visi untuk mewujudkan Islam Nusantara yang berkemajuan.

Hasto juga berharap agar ke depan Masjid dapat dijadikan sebagai tempat yang tidak hanya khusus beribadah, namun dapat digunakan sebagai sarana membentuk umat Muslim yang secara lahir bathin menjadi warga negara yang baik. Serta menempatkan Islam sebagai agama yang bermanfaat juga bagi sesama atau rahmatan lil alamin.

"Karena ada wejangan dari senior-senior kami beserta Kyai, bahwa membela negara merupakan bagian dari iman (hubbul Wathon minnal iman)," ujar Hasto di DPP PDI Perjuangan, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Kamis (26/4). Sementara itu, Ketua DPP Ikhwanul Muballighin, Mujib Khudori menilai PDI Perjuangan adalah partai yang dekat dengan umat Islam.

Karena nilai-nilai dan ajaran kemanusiaan dan keTuhanan yang dibawa oleh Bung Karno dan diperjuangkan oleh Megawati Soekarnoputri selaku Ketum PDIP dapat dirasakan oleh masyarakat Indonesia. Hal itu terlihat ketika seringnya PDIP membantu secara finansial pesantren-pesantren. Dan Bamusi sebagai sayap partai PDIP yang mempunyai slogan Islam Nusantara Yang Berkemajuan Untuk Indonesia Raya makin menunjukkan kedekatan partai moncong putih tersebut terhadap umat Islam Nusantara."Justru saya lebih paham bahwa PDI Perjuangan lebih islami dari partai Islam," ujar Mujib.

Mujib berpendapat, saat ini hanya PDIP yang serius menerapkan nilai-nilai Islam di partainya. Ia malah berkesimpulan bahwa lebih baik partai nasionalis terapi di dalamnya menerapkan nilai-nilai Islami seperti PDIP ketimbang partai Islam yang justru kontradiksi dengan Islam itu sendiri. rag/AR-3

Baca Juga: