Polisi menyita barang bukti berupa bendera berwarna biru putih biru bertuliskan PPH (cabang Perum) yang berlambang dua bilah pedang bersilang warna hitam.

JAKARTA - Belasan remaja ditangkap polisi saat hendak menuju "Acara Halalbihalal 212" di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK). Remaja yang rata-rata berumur 14 hingga 19 tahun ini dicegat Polisi di kawasan Niaga, Jalan Daan Mogot, Tangerang Kota.

Kapolres Metro Tangerang Kota, Komisaris Besar Abdul Karim, mengatakan remaja yang diamankan itu menaiki sebuah truk menuju ke Jakarta. Mereka tergabung dalam sebuah kelompok bernama Para Pencinta Habaib (PPH).

Melihat aksi para remeja menyetop kendaraan, pihaknya langsung memberhentikan kembali truk yang ditumpangi para remaja. Setelah diminta keterangan, dapat diketahui para anggota PPH itu berniat ke Jakarta untuk ikut aksi halalbihalal yang diselenggarakan oleh Persaudaraan Alumni (PA) 212 di kawasan Medan Merdeka, Jakarta Pusat, hari Kamis (27/6).

"Di dalamnya terdapat beberapa orang, kemudian dilakukan penyetopan dan pengecekan terhadap orang tersebut. Menurut pengakuan, meraka akan menuju Jakarta menghadiri acara halalbihalal di MK Jakarta," tuturnya.

Dari tangan para remaja tersebut, polisi menyita barang bukti berupa bendera berwarna biru putih biru bertuliskan PPH (cabang Perum) yang berlambang dua bilah pedang bersilang warna hitam. Selain itu juga disita tiga unit ponsel genggam serta uang tunai senilai 92 ribu rupiah.

"Setelah dilakukan pengecekan di telepon genggam mereka terdapat grup Facebook PPH yang berisikan ajakan menghadiri halalbihalal di Gedung MK Jakarta," ujarnya.

Abdul menjelaskan, salah seorang remaja yang diamankan, AD, menuturkan dirinya bersama dengan rekan lainnya berangkat dari titik kumpul di depan Perum Taman Aster Cibobas, Kota Tangerang, sekitar pukul 16.00 WIB.

"Kemudian, mereka mencari tebengan truk yang mengarah ke Jakarta," ujarnya.

Setelah diamankan di Polres Metro Tanggerang, para orang tua remaja tersebut dipanggil, dan kemudian para remaja tersebut membuat pernyataan agar ke depannya tidak melakukan hal yang sama.

"Orang tuanya buat pernyataan, sebagian besar orang tuanya enggak tahu kalau anaknya mau ke Jakarta mau ke sana, mereka diajak. Sampai sekarang masih kita dalami (siapa yang mengajak sebelas remaja tersebut)," tutup Abdul. jon/P-6

Baca Juga: