Kepolisian Nasional Korea Selatan mencatat 79 panggilan darurat beberapa jam sebelum tragedi halloween Itaewon, pada Sabtu (29/10) mulai pukul 18.00 hingga 22.00 waktu setempat. Namun, belum jelas apa saja isi panggilan tersebut.

Laporan pertama yang diterima polisi berisikan kekhawatiran pelapor seputar potensi terjadi kecelakaan karena kerumunan massa semakin memadati wilayah itu. Diketahui panggilan itu diterima polisi empat setengah jam sebelum petugas menerima panggilan darurat pertama soal korban pingsan dan henti jantung.

Melansir Korea Herald, dari 79 panggilan darurat pada malam bencana Itaewon, 11 panggilan darurat dilakukan ke polisi yang secara langsung menyebutkan bahwa orang-orang terluka atau hancur, tetapi polisi hanya dikirim ke tempat kejadian sebanyak empat kali.

Adapun dari 11 panggilan darurat yang telah terungkap ke publik, hanya satu yang dikategorikan sebagai "kode 0", yang mengharuskan petugas dikirim ke tempat kejadian secepat mungkin. Sementara tujuh lainnya adalah "kode 1," yang menyerukan agar kasus diprioritaskan, tetapi hanya ada empat pengiriman yang dikonfirmasi ke tempat kejadian malam itu.

Kepolisian Nasional Korea Selatan juga mengungkapkan panggilan pertama dari 11 panggilan darurat, secara langsung menyebutkan risiko bahwa orang "dapat diremukkan sampai mati," justru diartikan sebagai keluhan rutin atas ketidaknyamanan yang tidak menimbulkan bahaya langsung.

Catatan menunjukkan bahwa tidak ada panggilan yang dilakukan ke 119, yang merupakan saluran darurat dan penyelamatan yang setara dengan 911 di AS, sebelum bencana. Panggilan pertama yang diterima oleh pusat operasi darurat 119 adalah pada pukul 22:15, perkiraan waktu terjadinya bencana. Tim penyelamat darurat pertama tiba di tempat kejadian 14 menit kemudian.

Kepala Kepolisian Nasional Korea Selatan, Yoon Hee Keun mengakui pasukan keamanan yang berjaga malam itu tak cukup memadai untuk mengatasi kerumunan itu, walaupun sudah menerima banyak laporan bahaya. Di mana hanya 137 personel yang dikerahkan di hari perayaan Halloween itu dengan dalih mereka tak menduga kerumunan akan sebesar itu.

Atas tragedi Halloween di distrik Itaewon, pihak berwenang Korea diamuk publik karena dianggap hanya menerjunkan sedikit aparat kepolisian di lokasi insiden. Polisi juga dianggap lalai dan gagal mengamankan massa di Itaewon walaupun telah menerima laporan warga.

Kepala kantor polisi Yongsan Lee Im Jae lantas diskors karena dinilai tidak bisa menjalankan tugas dengan baik untuk mengatasi kerumunan.

Tim penyelidik pada Rabu (2/11) juga menggerebek seluruh kantor polisi yang ada di Seoul hari ini, termasuk kantor polisi distrik Yongsan selaku kantor di kawasan insiden terjadi. Penyidik juga disebut menyita laporan internal dan dokumen yang berkaitan dengan laporan warga ke hotline darurat 112.

Baca Juga: