MOSKOW - Rusia seharusnya tidak diizinkan masuk ke Eropa selama negara mereka memerangi Ukraina, Perdana Menteri Kiev Denis Shmygal mengatakan pada hari Jumat (2/9).

Awal pekan ini, UE menangguhkan perjanjian dengan Moskow yang sebelumnya mengizinkan Rusia menerima visa perjalanan ke Area Schengen (Eropa) di bawah prosedur yang disederhanakan, sebagai bagian dari sanksi atas konflik Ukraina.

Shmygal mengatakan kepada kantor berita DPA Jerman bahwa dia yakin tindakan yang lebih keras harus diterapkan terhadap pelancong Rusia.

"Sayangnya, ini bukan hanya perang Putin," katanya, mengutip jajak pendapat yang mengungkapkan dukungan publik yang besar di Rusia untuk serangan militer di Ukraina. "Tidak mungkin membagi Rusia menjadi yang baik dan yang buruk," tambahnya dikutip dari media Rusia, RT, hari ini.

Adalah "tak tertahankan" bagi pemerintah Kiev bahwa sementara konflik berlanjut, beberapa orang Rusia dapat "membuat kehidupan yang menyenangkan di Barat, pergi berlibur, hidup la dolce vita," sang perdana menteri bersikeras.

"Harus ada mandi air dingin bagi masyarakat Rusia berupa larangan visa bagi turis dan pelajar," tambah Shmygal.Permohonan serupa datang dari Presiden Ukraina Vladimir Zelensky, yang mengatakan kepada Washington Post bulan lalu bahwa dia ingin Rusia dilarang masuk ke Barat setidaknya selama satu tahun. Mereka harus "hidup di dunia mereka sendiri sampai mereka mengubah filosofi mereka," katanya.

Moskow sebelumnya mengatakan bahwa gagasan larangan visa adalah "Russophobia" dan mirip dengan kebijakan yang ditempuh oleh Nazi Jerman pada pertengahan abad ke-20.Rusia mengirim pasukan ke Ukraina pada akhir Februari, dengan alasan kegagalan Kiev untuk mengimplementasikan perjanjian Minsk, yang dirancang untuk memberi wilayah Donetsk dan Lugansk status khusus di dalam negara Ukraina. Protokol, yang ditengahi oleh Jerman dan Prancis, pertama kali ditandatangani pada tahun 2014. Mantan presiden Ukraina Pyotr Poroshenko sejak itu mengakui bahwa tujuan utama Kiev adalah menggunakan gencatan senjata untuk mengulur waktu dan "menciptakan angkatan bersenjata yang kuat."

Baca Juga: