Usai menerima perintah tertulis resmi dari raja untuk membentuk pemerintahan, PM Thailand yang baru pun menegaskan bahwa ia berjanji untuk membawa perubahan selama empat tahun ia berkuasa.

BANGKOK - Perdana Menteri Thailand yang baru berjanji untuk membawa perubahan selama empat tahun. Hal itu diutarakan Srettha Thavisin ketika ia mulai menjabat pada Rabu (23/8).

Dikukuhkannya mantan raja properti dari Partai Pheu Thai sebagai PM pun mengakhiri kebuntuan politik selama berbulan-bulan setelah pemilihan umum pada Mei lalu.

Srettha, 61 tahun, pada Selasa (22/8) lalu dikonfirmasi menjadi PM melalui pemungutan suara di parlemen pada Selasa, hanya selang beberapa jam setelah mantan PM Thaksin Shinawatra kembali dari pengasingan dan langsung dipenjara atas tuduhan korupsi.

Pada Rabu, Srettha menerima perintah tertulis resmi dari Raja Maha Vajiralongkorn untuk membentuk pemerintahan dalam sebuah upacara di markas besar Pheu Thai pada pukul 18.00.

"Kebaikan negara adalah prioritas utama saya. Saya yakin empat tahun ke depan akan menjadi tahun perubahan, dan saya berjanji untuk bekerja tanpa kenal lelah," kata PM Srettha setelah menerima dukungan kerajaan.

"Pemerintahan di bawah Pheu Thai akan bekerja keras untuk menciptakan kebahagiaan bagi semua orang secara setara dan menjadikan Thailand sebagai tanah harapan bagi generasi muda," imbuh dia.

Pemimpin baru Thailand itu pun berjanji untuk mengatasi kemiskinan dan kesenjangan setelah bertahun-tahun mengalami pertumbuhan ekonomi yang lesu dan pemulihan yang lemah dari pandemi, yang memukul industri pariwisata penting di negara kerajaan itu.

Usai upacara, mantan PM Prayut Chan-Ocha segera mengucapkan selamat kepada Srettha dan mendoakan yang terbaik untuknya.

Prayut menderita kekalahan telak dalam pemilu Mei lalu setelah Partai Move Forward (MFP) yang progresif memanfaatkan gelombang ketidakpuasan kaum muda dan urban terhadap pemerintahan yang didukung militer selama hampir satu dekade untuk memenangkan kursi terbanyak.

Rumor Kesepakatan

Selama dua dekade terakhir, politik Thailand diwarnai oleh perselisihan sengit antara partai-partai pro-Thaksin dan kelompok pro-militer dan royalis yang berkuasa di kerajaan tersebut.

Thaksin dipenjara selama delapan tahun pada hari Selasa, namun waktu kepulangannya, bersamaan dengan keputusan Pheu Thai untuk berbagi kekuasaan dengan partai-partai pro-militer, telah menyebabkan banyak orang berspekulasi bahwa kesepakatan rahasia telah dilakukan untuk memberi Thaksin keringanan hukuman, meskipun pihak menyangkalnya.

Pada Rabu, Thaksin, 74 tahun, dilaporkan telah dipindahkan dari fasilitas karantina penjara ke rumah sakit polisi. Media Thailand melaporkan bahwa dia ditempatkan di ruang VIP pribadi di Rumah Sakit Umum Kepolisian di pusat kota Bangkok. AFP/I-1

Baca Juga: