TOKYO - Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, berencana melakukan perombakan kabinet dan pucuk pimpinan Partai Liberal Demokrasi (LDP) pada Agustus 2017. Langkah ini diambil untuk mendongkrak popularitas Abe, yang terus merosot sejak kembali memegang kekuasaan pada 2012 hingga ke level terendah dalam sejarah pemimpin Jepang.

Hasil jajak pendapat yang dipublikasi surat kabar Yomiuri Shimbun pada Senin (10/7) memperlihatkan popularitas Abe telah berada di level terendah, yakni dengan dukungan 36 persen. Pada Juni lalu, dukungan terhadap Abe sebesar 49 persen.

Sedangkan jajak pendapat yang dipublikasi surat kabar Asahi memperlihatkan dukungan terhadap Abe saat ini sebesar 33 persen atau anjlok dibanding awal pekan lalu sebesar 38 persen. Artinya, terdapat sekitar 60 persen pemilih independen yang tidak mendukung kabinet pemerintahan Abe.

Kepala Sekretaris Kabinet, Yoshihide Suga, mengatakan Perdana Menteri Abe, mengetahui popularitasnya merosot. "Saya percaya, dia (Abe) ingin menerima ini sebagai suara rakyat. Pemerintah Jepang harus lebih bersungguh-sungguh membicara berbagai masalah yang dihadapi Jepang, seperti membangun kembali perekonomian Jepang," kata Suga.

Di sela-sela perjalanan usai menghadiri pertemuan kelompok 20 (G20), PM Abe mengatakan dia akan mempertahankan struktur inti dalam perombakan kabinet bulan depan dan para pejabat dari partai LDP.

"Saya akan merombak kepemimpinan LDP dan anggota kabinet pada awal bulan depan. Semua ini ditujukan untuk memperbaharui perasaan masyarakat Jepang. Stabilitas sangat penting dalam menyampaikan hasil. Struktur inti kabinet tidak akan diubah terlalu sering," kata PM Abe seperti dikutip kantor berita Jiji News.

Media-media di Jepang mewartakan Abe akan mempertahankan Wakil Perdana Menteri Taro Aso, yang merangkap jabatan sebagai Menteri Keuangan dan Suga, Kepala Sekretaris Kabinet, serta Toshihiro Nikai, yang merupakan anggota Partai LDP di kabinet.

Perbaiki Popularitas

Terkait popularitasnya yang anjlok, PM Abe diwartakan berencana membatalkan kunjungannya ke Estonia dan memilih mengunjungi wilayah barat daya Jepang yang hancur disapu banjir bandang.

Perombakan kabinet adalah cara yang umum dilakukan para pemimpin yang sedang dalam posisi terkepung. Langkah ini ditujukan untuk memperbaiki popularitas mereka.

"Perdana Menteri memilih orang-orang terbaik untuk setiap posisi jabatan agar bisa mencapai apa yang harus kami lakukan," kata Suga.

Sebelumnya pemerintahan Abe menghadapi banyak cobaan. Kebijakan-kebijakan ekonomi dan rencana-rencananya untuk merevisi konstitusi negara pascaperang, banyak tidak disukai publik.

Kondisi diperparah dengan munculnya skandal saat mantan Menteri Pendidikan Jepang, Kihei Maekawa, bersaksi di depan panel parlemen terkait kekhawatiran PM Abe melakukan intervensi untuk membantu menyetujui sebuah sekolah kedokteran hewan, dimana direktur sekolah tersebut adalah Kotaro Kake, adalah teman Abe. uci/Rtr/I-1

Baca Juga: