TRENTON - Pemimpin liberal Justin Trudeau dilempari kerikil dan bus kampanyenya dikepung oleh pengunjuk rasa yang marah di sebuah acara pada Senin (6/9). Dia kemudian mengkonfirmasi bahwa dia tidak terluka dalam insiden yang terjadi di London, Ontario, barat daya Toronto itu.

Trudeau, yang di bawah aturan pemilu Kanada tidak disebut sebagai perdana menteri kecuali dia secara resmi bertindak dalam kapasitas itu, mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari pengunjuk rasa di sejumlah acara kampanye menjelang pemilihan federal 20 September.

Satu acara harus dibatalkan PEKAN lalu atas masalah keamanan karena Trudeau dan pendukungnya kalah jumlah dengan pengunjuk rasa yang meneriakkan hinaan rasial dan kata-kata kotor.

Para pengunjuk rasa kesal karena Trudeau mendukung vaksinasi Covid-19 dan mengatakan bahwa semua pegawai federal harus divaksinasi, atau jika tidak mereka mungkin akan dipecat. Selain itu dia juga menyetujui pemberlakuan karantina wilayah selama pandemi.

Pada Senin di sebuah acara kampanye yang diadakan sebelum pemberhentian London, Trudeau mengatakan dia tidak akan terintimidasi oleh apa yang dia sebut gerombolan anti-vaksin.

"Ya, ada elemen pinggiran kecil di negara ini yang marah, yang tidak percaya pada sains, yang menyerang dengan serangan rasis, misoginis," ungkap dia. "Tetapi warga Kanada, sebagian besar orang Kanada, tidak diwakili oleh mereka dan saya tahu tidak akan membiarkan suara-suara itu, kelompok kepentingan khusus itu, para pengunjuk rasa itu - saya bahkan tidak ingin menyebut mereka pengunjuk rasa, massa anti-vaksin itu, untuk mendikte bagaimana negara ini melewati pandemi," tambah Trudeau.

Pemimpin partai lainnya mengutuk kekerasan tersebut. Pemimpin Partai Konservatif Erin O'Toole menyebut tindakan itu menjijikkan.

Aksi protes terjadi ketika survei menunjukkan bahwa partai Liberal pimpinan Trudeau berada dalam keadaan mati suri dan salah satu dari mereka kemungkinan akan membentuk pemerintahan minoritas. Anadolu/I-1

Baca Juga: