Sehari setelah sebuah bahan peledak dilemparkan ke arahnya saat berpidato, PM Jepang menyerukan agar langkah-langkah peningkatan keamanan segera diterapkan.

TOKYO - Jepang perlu meningkatkan keamanan saat para pejabat Kelompok Tujuh (G7) berkunjung. Hal itu diutarakan oleh Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida, pada Minggu (16/4), sehari setelah sebuah bahan peledak dilemparkan ke arahnya selama acara kampanye.

Dalam insiden itu, PM Kishida lolos tanpa cedera setelah bom pipa dilemparkan ke arahnya saat dia berkampanye di kota barat Wakayama pada Sabtu (15/4) lalu.

Seorang pria berusia 24 tahun ditangkap, tetapi sejauh ini tidak mengungkapkan apapun tentang motifnya dalam serangan itu, yang terjadi saat Jepang menjadi tuan rumah dua pertemuan tingkat menteri G7.

"Pada saat pejabat tinggi dari seluruh dunia sedang berkunjung, Jepang secara keseluruhan perlu memaksimalkan upayanya untuk memastikan keamanan dan keselamatan," kata PM Kishida kepada wartawan. "Tidak dapat dimaafkan tindakan kekerasan seperti itu dilakukan selama kampanye pemilu," imbuh dia.

Kishida mengatakan dia mengharapkan polisi untuk meningkatkan langkah keamanan setelah insiden tersebut, yang terjadi kurang dari setahun setelah mantan PM Shinzo Abe dibunuh oleh seorang pria bersenjata di kota barat Nara.

Pada insiden Sabtu, PM Kishida hendak menyampaikan pidato di sebuah pelabuhan nelayan di Wakayama. Rekaman dari tempat kejadian menunjukkan tabung logam dilemparkan dari dalam kerumunan kecil di belakangnya, dan perdana menteri berbalik sebelum dikepung dan dibawa pergi oleh keamanan.

Petugas keamanan dan warga sipil di tempat kejadian dengan cepat menahan seorang pria, yang disebut media lokal sebagai Ryuji Kimura, 24 tahun, dari wilayah Hyogo, juga di Jepang barat.

Kekurangan Keamanan

Laporan media lokal juga mengatakan Kimura, yang ditangkap karena dicurigai menghalangi bisnis, sejauh ini menolak untuk berbicara dengan penyelidik.

Sedangkan PM Kishida kembali berkampanye tidak lama setelah insiden itu dan menegaskan pemilu sela majelis rendah, yang dijadwalkan digelar pada 23 April, tidak akan terpengaruh.

Keamanan pada acara kampanye lokal bisa relatif santai di Jepang karena Negeri Sakura itu dikenal dengan reputasi sebagai negara dengan sedikit tingkat kejahatan kekerasan dan undang-undang senjata yang ketat.

Jepang mulai memperkuat keamanan di sekitar politisi setelah pembunuhan mantan PM Abe, yang ditembak saat berbicara di acara kampanye pada Juli 2022 lalu.

Kepala Badan Kepolisian Nasional Jepang dan kepala polisi setempat, mengundurkan diri setelah pembunuhan Abe setelah penyelidikan mengkonfirmasi adanya kekurangan keamanan terhadap mantan pemimpin tersebut. AFP/I-1

Baca Juga: