YOGYAKARTA - Dalam upaya mencapai swasembada energi maka kebijakan untuk mengembangkan pembangkit listrik energi surya (PLTS) menjadi solusi yang paling potensial untuk diwujudkan. Energi surya memiliki peluang terbesar untuk segera digalakkan di Indonesia, terutama karena negara ini kaya akan sinar matahari sepanjang tahun.

"Jika kita berbicara mengenai swasembada energi yang paling mudah dan logis untuk dikembangkan, jawabannya adalah membangun pembangkit listrik tenaga surya," kata ekonom STIE YKP Yogyakarta, Aditya Hera Nurmoko, kepada Koran Jakarta, Senin (21/10). Aditya mengatakan Indonesia sebagai negara yang terletak di garis khatulistiwa memiliki potensi besar untuk memanfaatkan energi matahari yang hampir merata di seluruh wilayah.

Kondisi geografis ini menjadikan energi surya sebagai sumber daya yang bisa diakses dengan mudah dan lebih murah dalam jangka panjang dibandingkan energi fosil. "Ada dorongan kuat dari sisi biaya operasional yang jauh lebih rendah, terutama dalam jangka panjang. Setelah investasi awal dalam infrastruktur, pembangkit listrik tenaga surya dapat memberikan energi yang stabil dan berkelanjutan dengan biaya perawatan yang minimal," tambahnya.

Semakin Kompetitif

Selain itu, tambah dia, dengan adanya perkembangan teknologi di bidang panel surya dan efisiensi yang semakin meningkat, potensi biaya produksi listrik dari tenaga surya semakin kompetitif dibandingkan dengan sumber energi lainnya.

Hal ini juga didukung oleh berbagai kebijakan pemerintah yang memberikan insentif bagi pengembangan energi terbarukan. Indonesia, menurut Aditya, perlu segera mengadopsi pendekatan yang lebih serius terhadap energi terbarukan ini, bukan hanya sebagai upaya mengurangi ketergantungan pada impor energi fosil, tetapi juga sebagai langkah strategis dalam mewujudkan kemandirian energi di masa depan. "Swasembada energi tidak hanya penting untuk ketahanan ekonomi, tetapi juga untuk ketahanan nasional.

Energi surya menawarkan solusi yang praktis dan berkelanjutan bagi Indonesia," tutupnya. Sementara itu, pakar energi terbarukan dari Universitas Brawijaya, Malang, Suprapto, mengatakan energi surya yang tersedia melimpah merupakan bekal utama Indonesia untuk melangkah ke dalam kemandirian energi.

"Sudah jelas masa depan dunia dalam energi adalah renewable energy, karena fosil suatu saat pasti akan habis. Sebaiknya regulasi dan insentif terkait renewable energy dibuat lebih menarik, lebih mudah, karena dengan begitu akan lebih mudah investor masuk, harapannya akan semakin cepat berkembang," ujarnya. Pengamat energi Surya Darma, mengatakan salah satu yang mudah dalam membangun energi terbarukan adalah PLTS yang potensinya terbesar dengan kapasitas lebih dari 3000 gigawatt (GW).

Baca Juga: