DENPASAR - PT PLN (Persero) menyatakan telah melakukan mitigasi terhadap sejumlah potensi risiko gangguan dan sabotase selama puncak KTT G20 pada 15-16 November 2022.
"Untuk mendeteksi gangguan yang tidak terencana, PLN telah melakukan simulasi pengamanan listrik di lokasi-lokasi strategis," kata Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo sebagaimana dikutip dari keterangan tertulis yang diterima di Denpasar, Bali, Sabtu (12/11).
Selain itu iamemastikan infrastruktur Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) telah siap digunakan untuk melayani ratusan kendaraan listrik selama KTT G20.
"PLN menyiapkan 66 SPKLU untuk melayani 636 mobil yang tersebar di beberapa lokasi antara lain di ITDC 1 dan 2, serta di Hotel Apurva Kempinski. Selain itu terdapat 200home charging yang siap melayani kendaraan listrik," katanya.
Untuk memastikan kesesuaian inlet (charging port) masing-masing kendaraan pada SPKLU, dengannozzle atau konektor, PLN bersama dengan mitra lainnya menyediakan beberapa jenis SPKLU Ultra Fast Charging yang akan dilayani langsung oleh petugas PLN.
Untuk memastikan kesesuaian inlet (charging port) masing-masing kendaraan pada SPKLU, dengannozzle atau konektor, PLN bersama dengan mitra lainnya menyediakan beberapa jenis SPKLU Ultra Fast Charging yang akan dilayani langsung oleh petugas PLN.
"Kami siagakan 150 personel 24 jamstandbydi lokasi untuk membantu melakukan pengisian ulang daya baterai kendaraan listrik," kata Darmawan.
Ia menjelaskan SPKLU ini sudah terintegrasi dengan aplikasi PLN Mobile yang dapat memonitor seluruh kinerja dari masing-masing SPKLU.
Untuk menjamin keandalan listrik, PLN melakukan pemantauan dari hulu hingga ke hilir dengan membuat sistem monitoring kelistrikan dari pembangkit, transmisi, lokasi acara hingga ke SPKLU.
Selain ituuntuk menjamin kelancaran acara, Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) juga akan melakukan uji coba akhir SPKLU.
Saat inisistem keandalan pembangkit PLN untuk mendukung perhelatan puncak KTT G20 di Bali mencapai 1.422 MegaWatt (MW). Jumlah tersebut berasal dari pembangkit listrik di Bali sebesar 952 MW, transfer listrik dari pembangkit di Jawa melalui transmisi bawah laut atau Saluran Kabel Laut Tegangan Tinggi (SKLT) sebesar 370 MW, dan relokasi Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Grati sebesar 100 MW.