JAKARTA - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN Persero) mengajak perusahaan atau badan usaha lainnya bekerja sama membangun ekosistem kendaraan listrik di Tanah Air. Keterlibatan banyak stakeholder akan membantu memperkuat upaya Pemerintah menekan emisi karbon.

Dibutuhkan 60 ribu stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) pada 2030 untuk mendukung target kendaraan listrik di Indonesia.

General Manager PLN UID Jakarta Raya, Doddy B Pangaribuan mengatakan PLN telah diamanatkan oleh pemerintah melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 55 Tahun 2019 untuk membangun ekosisten kendaraan listrik.

Kata dia, dalam pengembangan SPKLU ada dua strategi yang dilakukan oleh perusahaan plat merah itu yakni secara mandiri oleh PLN sendiri dan melalui kerja sama dengan badan usaha lainnya.

"Harapannya, kami tidak bisa berjalan sendiri, makanya kami mengajak pelaku usaha lainnya atau badan usaha lainnya untuk bekerja sama melalui skema kerja sama bisnis,"ungkap Doddy dalam diskusi virtual terkait Membangun Ekosistem Kendaraan Listrik yang digelar ruang energi di Jakarta, Rabu (20/7).

Terkait kerja sama bisnis ini, PLN terang Doddy menawarkan dua model kerja sama, pertama skema franchise atau investor own investor operater (IO2) dan kedua, skema sharing economy. "Beberapa investor berminat untuk bekerja sama dalam membangun SPKLU dan SPBKLU (stasiun penukaran baterai kendaraan listrik umum),"terang Doddy.

Hingga kini ada 22 lokasi SPKLU di Jakarta. Itu tersebar di sejumlah titik. Lalu ada 30 charger dan tujuh EVCS Installation. Sementara secara total, hingga Mei lalu sudah terpasang 129 SPKLU di seluruh wilayah di Indonesia yang dibangun secara mandiri oleh PLN. Hingga Desember nanti ditargetkan ada tambahan 40 SPKLU baru.

Adapun populasi kendaraan listrik terus meningkat setiap tahunnya. Hingga kini untuk roda dua telah mencapai 16.43 unit, roda empat 2.106 unit, roda tiga 294 unit, bus 57 unit dan mobil barang sembilan unit.

Kepala Departemen Perancangan Armada dan Standarisasi TransJakarta, Chandra Rakhmat dalam kesempatan yang sama mengatakan, perusahaan itu juga mendukung pengembangan ekosistem kendaraan lisrik.

"Kami targetkan tahun 2025 mendatang 50 persen armada sudah gunakan kendaraan listrik, sementara tahun 2030 100 persen armada kami sudah gunakan kendaraan listrik. Tahun 2030 targetnya jumlah armada sudah mencapai 10.047 unit bus,"sebut Chandra.

Dalam diskusi virtual itu juga turut hadir narasumber lainnya, Direktur PT. Sepeda Untuk Indonesia, Iki Sari Dewi, CO-Faunder PT Swap Energi Indonesia, Thomson Djuraiman, Pengamat Kebijakan Publik, Agus Pambagio dan Direktur Executive Energy Watch, Mamit Setiawan.

Baca Juga: