Kedai Reka yang bisa menjadi jembatan antara kebutuhan masyarakat desa dan teknologi.

Teknologi memegang peranan penting dalam revolusi industri 4.0 dan kunci dalam proses transformasi ekonomi berbasis inovasi untuk memberikan nilai tambah produksi.

Di Indonesia, pemanfaatan teknologi masih perlu ditingkatkan. Indonesia belum sepenuhnya menerapkan ekonomi berbasis inovasi dan masih memanfaatkan kekayaan alam sebagai sumber utama.

Kondisi tersebut sedikit banyak berdampak pada kesenjangan antara kota dan perdesaan. Perlu ada intervensi teknologi agar produksi di desa tidak hanya meningkat, tapi juga memiliki nilai tambah. Perguruan tinggi memiliki andil dalam proses ini melalui implementasi program tridarma perguruan tinggi.

Untuk mengupas tentang intervensi teknologi dan keterlibatan perguruan tinggi dalam pembangunan di desa itu, Koran Jakarta mewawancarai Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Nizam. Berikut petikan wawancaranya.

Bagaimana pandangan Anda terkait posisi desa dalam konteks produksi?

Desa-desa di Indonesia merupakan pusat produksi salah satunya pertanian. Namun, produk-produk yang dihasilkan masih bernilai rendah sehingga kalau kita bisa menghubungkan pusat-pusat produksi tadi dengan pasar dengan teknologi tepat guna, tentu nilai tambah yang dinikmati bisa sangat luas.

Berdasarkan data dari Kementerian Desa, Indonesia saat ini memiliki 74 ribu desa. Dari jumlah itu, sebanyak 17 ribu di antaranya masih termasuk desa tertinggal yang harus dibantu dengan intervensi teknologi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.

Upaya apa yang dilakukan Kemendikbud, khususnya jenjang perguruan tinggi, untuk mendorong peningkatan kesejahteraan di desa?

Kami mendorong program Reka Cipta dari perguruan tinggi untuk melahirkan teknologi tepat guna bagi masyarakat desa. Dalam pengimplementasian program tersebut terdapat platform Kedai Reka yang bisa menjadi jembatan antara kebutuhan masyarakat desa dan teknologi dari para akademisi.

Teknologi tepat guna tidak hanya memberi nilai tambah terhadap produk dari desa. Teknologi terutama teknologi digital juga bisa memangkas rantai pemasaran yang kerap membebani masyarakat desa dalam memasarkan produk-produknya. Jadi dengan Kedai Reka diharapkan kita bisa menghadirkan teknologi tepat guna untuk desa dan memperpendek rantai pemasaran.

Dalam konteks pengabdian, program-program apa yang bisa diberikan?

Pandemi Covid-19 membuat program-program implementasi Kampus Merdeka yang telah direncanakan terpaksa mengalami penyesuaian. Meskipun demikian, beberapa program Kampus Merdeka tetap dilaksanakan, salah satunya adalah program Kampus Mengajar Perintis (KMP).

Kampus Mengajar adalah salah satu bentuk kepedulian mahasiswa untuk pendidikan adik-adik kita di desa maupun kota, yang saat ini tentu mengalami kondisi yang sangat tidak nyaman karena mereka tetap harus belajar, sementara tidak bisa bertemu dengan guru, tidak bisa bertemu dengan teman-temannya, dan ini adalah tantangan bagi kita semua.

Apa yang mahasiswa dapat dari program ini?

Para mahasiswa program KMP ini akan menjadi agen yang bisa menginspirasi lingkungan masyarakat dan tentunya membantu sekolah untuk bisa bertahan melaksanakan pembelajarannya dengan menggunakan teknologi-teknologi yang dikuasai oleh para mahasiswa. Pendidikan selama masa pandemi ini tidak boleh kehilangan makna. Karena pendidikan tidak hanya sekadar mengenai pembelajaran, tetapi juga membangun sikap, perilaku, mindset, soft skill, dan hard skill yang harus dikuasai oleh mahasiswa. n m aden ma'ruf/P-4

Baca Juga: