JAKARTA- Selama pandemi Covid 19, pedagang grosir dan eceran yang bergerak dalam fast moving consumer goods (FMCG) salah satu yang terdampak dari kebijakan pembatasan fisik.

Kondisi ini perlu diatasi karena produk-produk FMCG termasuk di dalamnya kebutuhan bahan pokok sangat dibutuhkan masyarakat. Selain itu, aktivitas para pedagang tradisional berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi.

Berdasarkan data Euromonitor International 2018, mayoritas masyarakat Indonesia, India, dan Filipina berbelanja di toko kelontong. Dari nilai pasar ritel senilai 7,5 juta triliun rupiah, sebanyak 6,85 juta triliun atau sekitar 92 persen merupakan transaksi di toko kelontong.

Sementara itu, Researcher at Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Ahmad Heri Firdaus mengungkapkan, "Para pedagang tradisional harus bisa mengambil peluang-peluang di tengah pandemi agar tetap eksis," ujar dia dalam webinar Rabu (13/8).

Maka, mereka perlu teknologi dan digitalisasi. Sekarang transaksi online tidak dapat dihindari. Cepat atau lambat digitalisasi bisnis pasti terjadi.

Saat ini B2B e-commerce maupun marketplace menjadi penting dalam membantu pedagang tradisional memanfaatkan teknologi. Digitalisasi dapat juga mengatasi masalah rantai suplai sehingga kendala usaha ritel konvensional dapat lebih mudah teratasi.

Salah satu platform digital terbaru yang dapat dimanfaatkan pedagang grosir dan eceran adalah GudangAda. Platform dalam bentuk aplikasi ini menyediakan berbagai fitur yang dapat mendukung para pedagang tradisional FMCG untuk dapat bersaing di era digitalisasi.

"Kami memiliki visi misi mendukung dan memberdayakan para pedagang tradisional FMCG agar dapat bertahan di masa pandemi dengan menyediakan solusi bisnis berbasis teknologi. Prinsipnya, faster, cheaper, smarter, dan bigger," tambah Founder GudangAda, Steven Sang.

GudangAda menghadirkan aplikasi berbasis digital, dengan mengombinasikan penggunaan human touch dalam melakukan edukasi dan pendampingan di awal pengenalan agar pedagang tradisional FMCG dapat terbantu.

"Untuk menjalankan fungsi tersebut, kami memiliki lebih dari 600 orang di tim Business Development kami yang tersebar di 500 kota lebih di Indonesia yang siap mengedukasi para pedagang. Hingga saat ini, jumlah member GudangAda 150.000," ungkap Sr VP Marketing & Commercial of GudangAda, Imelda Scherers. Hay/G-1

Baca Juga: