Sebagai produsen pupuk urea terbesar di Asia Tenggara, PT Pupuk Kalimantan Timur berupaya untuk mendukung ketahanan pangan nasional, peningkatan kebutuhan pupuk, dan meningkatkan pemberdayaan ekonomi masyarakat, khususnya di Indonesia Timur.

PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim/PKT) merupakan salah satu anggota PT Pupuk Indonesia (Persero) dan menjadi produsen pupuk urea terbesar di Asia Tenggara memiliki visi menjadi perusahaan di bidang industri pupuk, kimia, dan agribisnis kelas dunia yang tumbuh dan berkelanjutan.

Saat ini, PKT memiliki 13 pabrik, di antaranya lima pabrik amoniak berkapasitas 2,74 juta ton per tahun, lima pabrik urea berkapasitas 3,43 juta ton per tahun, dan tiga pabrik NPK berkapasitas 300 ribu ton per tahun.

Untuk mengetahui lebih dalam kinerja dan program PKT berikut kutipan wawancara wartawan Koran Jakarta Fredrikus W Sabini dengan Direktur Utama Pupuk Kaltim, Rahmad Pribadi, dalam beberapa kesempatan.

Dalam kesempatan itu, Rahmad memaparkan target PKT pada tahun ini, bagaimana kondisi industri pupuk di tengah perang Russia vs Ukraina serta upayanya mendukung ketahanan pangan nasional.

Apa yang PKT lakukan merespons peluang pasar global dan nasional?

PT Pupuk Kaltim (Persero) akan menggenjot produksi dengan menjalankan penugasan Proyek Strategis Nasional (PSN) di Fakfak, Papua Barat, untuk merespons peluang pasar global sekaligus mendukung ketahanan pangan nasional.

Seperti apa gambaran industri pupuk global?

Peningkatan inflasi global pada 2022 telah menyebabkan terjadinya perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia. Kondisi tersebut juga berdampak pada industri pupuk dunia dan domestik.

Meskipun terjadi kenaikan harga urea secara global pada awal tahun 2022, pada kuartal ketiga harga pupuk turun sebesar 20 persen setelah mencapai rekor tertinggi pada April 2022. Fakta ini pun disadari penuh oleh PKT sebagai pelaku industri petrokimia terdepan.

Bagaimana PKT melihat situasi ekonomi global yang serba tak pasti seperti sekarang?

Di tengah situasi ekonomi global yang bergejolak itu, PKT tetap melihat peluang positif. Menurut International Fertilizer Association (IFA), pangsa pasar pupuk global diperkirakan mengalami kenaikan pada 2023. Pupuk berbasis nitrogen diperkirakan akan tumbuh 2,2 persen, 4,4 persen untuk pupuk berbasis fosfat, dan 4,2 persen untuk pupuk berbasis potash.

Saat ini, perang Russia- Ukraina masih berlangsung, apa dampaknya ke industri pupuk?

Konflik antara Russia dan Ukraina yang mendisrupsi pasar pupuk global pada saat yang bersamaan menciptakan peluang tambahan bagi PKT untuk berekspansi ke pasar global.

Imbas perang Russia-Ukraina terhadap pasar ammonia dan pupuk berbasis gas alam masih akan terus berlanjut di tahun ini. Tren permintaan pupuk berbasis nitrogen paling besar dari wilayah Amerika Latin, Asia Selatan, dan Afrika, sedangkan permintaan pupuk basis fosfat dari wilayah Amerika Latin dan Asia Selatan, serta pupuk potash dari wilayah Amerika Latin, Asia Selatan, dan Asia Timur.

Apa yang PKT lakukan dari peluang tersebut?

PKT membidik negara-negara yang kena imbas perang ini, sebagai pasar ekspor baru, seperti India dan negara-negara Eropa, dengan tetap mempertahankan pasar ekspor lainnya yang sudah berjalan seperti negara-negara di Asia Tenggara dan Asia Timur. Selain kedua benua itu, PKT juga memperluas pasar ke Australia, Meksiko, Amerika Serikat, dan Amerika Selatan.

Kami berada pada momentum terbaik untuk terus tumbuh. Peluang di pasar global dan kepercayaan pemerintah kepada kami untuk menjalankan proyek strategis nasional akan menjadi batu pijakan kami untuk terus berinovasi, beradaptasi, dan meningkatkan kinerja. Kami akan menggenjot produksi untuk merespons pasar global dan mendukung ketahanan pangan nasional.

Apa modal utama PKT untuk menjalan program tersebut?

Modal berharga PKT untuk mengerjakan agenda besar tersebut adalah kinerja PKT yang membanggakan. Per kuartal IV-2022, pabrik pupuk yang berpusat di Bontang, Kalimantan Timur, ini mencetak laba 14,59 triliun rupiah, naik 137 persen dari tahun lalu.

Apa modal lainnya?

Kualitas manusia prima dan teknologi produksi yang mumpuni adalah faktor kesuksesan PKT di tengah-tengah kenaikan harga pupuk urea global yang mencapai puncaknya pada April 2022 lalu.

Apa target PKT tahun ini?

Pada 2023, PKT bertekad menggenjot produksinya untuk mencapai target 2,768 juta ton amoniak, 3,399 juta ton urea, dan 250 ribu ton NPK. Jumlah produksi tersebut bertujuan memenuhi sebesar kurang lebih 3,4 juta ton atau sekitar 63 persen dari kebutuhan pupuk urea nasional.

Apa yang Anda ingin capai dengan target tersebut?

Jika tercapai, besaran produksi tersebut akan menempatkan PKT pada posisi keempat produsen urea terbesar di kawasan Asia Pasifik.

Apa rencana lainnya pada tahun ini?

Rencana PKT untuk tahun ini berbasis pada prinsip growth strategy yang terdiri dari atas aspek operational and supply chain excellence, diversification excellence, dan geographical expansion excellence.

Inti dari penerapan growth strategy tersebut adalah penurunan biaya produksi dan pada saat yang bersamaan mampu meningkatkan kualitas serta kuantitas produksi dan mendistribusikannya dengan cermat. Proses ini didukung digitalisasi lini produksi dan penerapan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance).

Dengan bekal sistem yang unggul ini, PKT menyasar untuk memenuhi sekitar 6 persen dari pangsa pasar urea, sekitar 20 persen untuk amoniak, dan sekitar 2 persen untuk NPK di kawasan Asia Tenggara pada tahun 2030.

Bagaimana dengan penerapan ESG di perusahaan Anda?

Dalam praktik usahanya, PKT menjunjung tinggi prinsip-prinsip ESG (Environment, Social, Governance). Dalam implementasi ESG ini PKT menargetkan dekarbonisasi sebesar 32,50 persen pada 2030 sebagai bagian dari upaya bersama pemerintah Indonesia untukmewujudkan Net Zero Emission 2060.

Apa tugas khusus dari pemerintah untuk PKT?

PKT mendapat mandat dari pemerintah untuk melaksanakan Proyek Strategis Nasional berupa pembangunan pabrik urea baru di Fakfak, Papua Barat, dengan kapasitas 1,15 juta ton urea dan 825 ribu ton amoniak.

Jika nanti telah beroperasi, PKT yang tadinya ada di posisi ke-6 di Asia Pasifik, akan bisa menduduki posisi ke-4. Pembangunan pabrik ini juga akan memenuhi tren peningkatan kebutuhan pupuk, mendukung ketahanan pangan, dan meningkatkan pemberdayaan ekonomi dan masyarakat, khususnya di Indonesia Timur.

Terkait proyek ini, apa yang PKT lakukan?

PKT masih terus berkoordinasi dengan berbagai pihak termasuk pemerintah pusat dan daerah serta pemangku kepentingan lainnya untuk kelancaran dimulainya pembangunan pabrik di Fakfak, Papua Barat.

Apakah yang Anda lakukan untuk pengembangan bisnis di sektor hilirisasi?

Dari rencana strategis tersebut PKT juga melakukan pengembangan bisnis di sektor hilirisasi petrokimia dan energi terbarukan. Hilirisasi tersebut mencakup pengembangan produksi amonium nitrat yang diperkirakan dapat memenuhi sekitar 0,8 persendari permintaan global serta produksi soda ash yang ditargetkan dapat menjadi substitusi impor hingga 30 persen dari kebutuhan nasional.

Apa yang PKT lakukan menghadapi pertumbuhan pasar ke depannya?

Untuk menghadapi kemungkinan pertumbuhan pasar ke depannya, PKT juga turut mempertimbangkan aspek pengembangan skala produksi dengan penerapan prinsip geographical excellence dalam pembangunan kompleks pabrik baru di Pulau Cendrawasih tersebut.

Insya Allah, semuanya berjalan dengan lancar dan PSN Papua Barat ini akan beroperasi pada 2027 nanti.

Bagaimana stok pupuk sebagai persiapan musim tanam tahun ini?

PKT memastikan produksi dan distribusi pupuk aman selama periode Musim Tanam Pertama 2023 (Maret-April 2023). Dengan total kapasitas produksi 2,7 juta Metrik Ton (MT) per tahun untuk ammonia, 3,4 juta MT per tahun untuk jenis Urea, dan 350 ribu MT per tahun untuk NPK, PKT berkomitmen untuk terus mendukung Ketahanan Pangan Nasional dengan memastikan stok pupuk aman dan tersedia untuk para petani di seluruh wilayah Indonesia.

Menjelang musim tanam Maret 2023, PKT akan mendukung penuh ketercukupan pupuk di gudang-gudang distribusi dan memastikan bahwa pupuk-pupuk tersedia bagi para petani yang membutuhkan.

Adapun stok pupuk yang dimiliki anak usaha PT. Pupuk Indonesia (Persero) itu untuk persiapan musim tanam Maret 2023 ini adalah sebesar 172.433 ton stok pupuk urea bersubsidi dan 7.320 ton NPK formula khusus, serta 342.553 ton pupuk urea non-subsidi dan 36.056 ton NPK non-subsidi (Per 28 Februari 2023). Seluruh stok ini terjamin tersedia di wilayah-wilayah yang menjadi tanggung jawab PKT.

Bagaimana PKT menjamin produksi pupuk?

Guna menjamin produksi pupuk tepat sesuai dengan target yang sudah ditetapkan, PKT terus berupaya melakukan program-program perbaikan TA (Turn Around) dan pemeliharaan pabrik sesuai dengan kondisi musim tanam. Hal tersebut salah satunya diwujudkan dengan memastikan operational excellence yang dijalankan dengan baik dan optimal sehingga dapat memenuhi produksi dan stok sesuai dengan target yang ditetapkan oleh Pupuk Indonesia dan Kementerian.

Dalam rangka memastikan sarana dan prasarana distribusi, PKT menjamin ketersediaan gudang yang cukup melalui sistem sewa gudang di berbagai wilayah dan melibatkan sejumlah pihak agar mampu mengatur ketersediaan stok di setiap gudang.

Saat ini, PKT memiliki 137 gudang sewa dan pengelola stok (stakeholder) yang berlokasi di Kalimantan, Sulawesi, NTB, Surabaya, Semarang, Medan, Dumai dan NTT. Dengan begitu para petani, kios dan distributor yang berada di seluruh kabupaten wilayah PKT dapat lebih mudah untuk mengambil barang di gudang terdekat.

PKT senantiasa bekerja sama dengan entitas-entitas di bawah Pupuk Indonesia Grup, tim produksi, dan tim distribusi untuk merencanakan berapa kebutuhan dari setiap provinsi lewat sinergi pengelolaan gudang dan distribusi pupuk yang berawal dari Bontang kemudian disebar ke sejumlah daerah di hampir 2/3 wilayah Indonesia.

Selain mendorong ketahanan pangan melalui ketersediaan stok, saat ini PKT juga memprioritaskan produksi pupuk dan memastikan ketersediaan stok khususnya di wilayah Timur dengan memperluas produksinya dengan mengembangkan kawasan industri pupuk di Fakfak, Papua Barat.

Kawasan industri Papua Barat sebelumnya telah diresmikan dan akan dioperasikan di tahun 2027 untuk menambah lagi kapasitas produksi untuk memajukan ketahanan pangan nasional.

Anda meraih penghargaan The Best Innovative CEO pada ajang Tokoh Finansial Terbaik 2022 dari salah satu majalah di Tanah Air. Apa maknanya?

Penghargaan ini merupakan cerminan dari komitmen dan kerja keras Pupuk Kaltim, sebagai pionir dalam transisi energi hijau pada industri petrokimia di Indonesia.

Pupuk Kaltim sebagai perusahaan petrokimia nasional terus menerapkan inovasi dalam ekosistem bisnis, sebagai kesinambungan upaya dalam meningkatkan efisiensi energi, optimalisasi infrastruktur dan ekspansi di pasar global.

Hal ini tentunya berjalan beriringan dengan penerapan Environment, Social and Governance (ESG) dengan mengutamakan pengelolaan lingkungan, pemberdayaan masyarakat dan tata kelola perusahaan. Sehingga Pupuk Kaltim mampu selangkah lebih dekat menjadi produsen urea terbesar di Asia Pasifik.

Bagaimana dengan peningkatan Kualitas Lingkungan?

Peningkatan kualitas lingkungan diwujudkan Pupuk Kaltim melalui kajian Life Cycle Assessment (LCA) dengan batasan sistem cradle to grave, yang diintegrasikan dengan inovasi program berkelanjutan. Bahkan pada 2021, Pupuk Kaltim menjadi perusahaan pertama di Asia Tenggara yang mempublikasikan sertifikat produk ramah lingkungan atau Environmental Product Declaration (EPD) dari EPD Southeast Asia.

Baca Juga: