SURABAYA - Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono, pada Kamis (30/5), meminta Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap sistem perbankan nasional. Hal itu diungkapkannya saat menghadiri peresmian Kantor Perwakilan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) II Surabaya.

"Peresmian ini tidak hanya menjadi simbol komitmen LPS terhadap keamanan simpanan nasabah di Jawa Timur. Tetapi juga wujud nyata meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap sistem perbankan nasional," tutur Adhy.

"Ini merupakan momen penting dan strategis dalam upaya memperkuat sistem keuangan dan perbankan di wilayah Jawa Timur," lanjut dia.

Sebagai lembaga yang memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas sistem perbankan, lanjut Adhy, LPS harus mampu memberikan jaminan dan perlindungan terhadap simpanan nasabah. Karena dengan memberikan jaminan perlindungan terhadap simpanan maka kepercayaan nasabah pun akan bertambah.

"Masyarakat merasa aman dan nyaman dalam bertransaksi di bank, sehingga, akan mampu menjaga stabilitas ekonomi di wilayah Jawa Timur," terangnya.

Dia pun berharap dengan adanya Kantor Perwakilan LPS di Surabaya, layanan kepada masyarakat lebih optimal, responsif, dan cepat dalam menghadapi berbagai dinamika. Ke depan, sinergi antara LPS dengan pemerintah daerah, perbankan, serta masyarakat juga harus terus ditingkatkan.

"Harapannya agar dapat menciptakan ekosistem keuangan yang sehat dan berdaya saing tinggi," tuturnya.

Sementara itu, Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, adanya Kantor Perwakilan LPS di Surabaya diharapkan semakin dikenal oleh masyarakat luas. Selain itu, tujuannya agar masyarakat tidak takut dan percaya kepada bank karena uangnya akan aman berada di bank.

"Kami perlu LPS dikenal oleh sebanyak mungkin masyarakat Indonesia, sehingga mereka tidak takut menaruh uangnya di bank dan kalau ada goncangan finansial tidak panik," pungkasnya.

Kinerja ekonomi Jatim

Lebih lanjut, Pj. Gubernur Adhy juga menyampaikan terkait kinerja ekonomi Jatim yang positif pada Triwulan I tahun 2024. Hal ini tercermin dari indikator pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yaitu PDRB pada Triwulan I tahun 2024 tercatat tumbuh sebesar 4,81 persen (y on y).

"Ini sekaligus menjadi penyumbang perekonomian terbesar kedua di Pulau Jawa dengan kontribusi sebesar 25,07 persen," terangnya.

Kinerja perekonomian Jawa Timur tersebut didominasi oleh kontribusi industri pengolahan sebesar 31,54 persen dari PDRB Jatim yang diikuti sektor perdagangan sebesar 19,01 persen. Kemudian disusul sektor pertanian dengan kontribusi sebesar 9,71 persen.

Sementara itu, lanjut Adhy, kondisi sektor keuangan di Jatim secara umum sangat kondusif yang tercermin dari indikator - indikator perbankan yang positif. Pada Februari tahun 2024 jumlah dana pihak ketiga atau DPK bank umum mengalami peningkatan signifikan sebesar 6,97 persen (y on y) yaitu 761 triliun rupiah.

"Penyaluran kredit perbankan di jawa timur juga tumbuh sebesar 8,01 persen (y on y) sebesar 697 triliun rupiah," ucapnya.

Selain itu, indikator kredit macet / non performing loan (NPL) di Jawa Timur terjaga di bawah 4 persen yaitu sebesar 3,34 persen. Indikator lain yaitu kecukupan modal capital adequacy ratio (CAR) juga tercatat sangat baik sebesar 35,80 persen.

"Capaian tersebut cukup resilien untuk mengantisipasi potensi resiko di masa datang, dan penyaluran kredit di Jawa Timur tercatat memiliki kualitas yang baik," ungkapnya.

Di akhir, Pj. Gubernur Adhy menginginkan LPS terus berkomitmen dalam menjalankan tugas dan fungsinya dengan penuh tanggung jawab. Selain itu juga dapat berkontribusi positif bagi perekonomian Indonesia, khususnya Jawa Timur.

"Saya yakin bahwa apa yang nanti dilakukan LPS bisa memberikan kekuatan untuk bisa menjamin persoalan - persoalan perbankan dengan baik," tandasnya.

Baca Juga: