Pilkada Serentak 2024 diharapkan akan menerapkan model kampanye berupa dialog terbuka antara calon kepala daerah dengan pemilih karena generasi muda mendominasi konfigurasi pemilih.
MATARAM - Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) berharap pemilihan kepala daerah (Pilkada) Serentak 2025 menerapkan model kampanye dialog terbuka antara calon kepala daerah dengan para pemilih.
Manajer Program Perludem Fadhli Ramadhani mengatakan adopsi kampanye dengan model dialog terbuka tersebut pernah diterapkan pada masa kampanye Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2024.
"Anies Baswedan pernah bikin #DesakAnis dan Mahfud MD pernah membuat Tabrak, Prof! Mereka datang ke basis pemilih muda, lalu anak muda bisa bicara dan tanya apa saja," ujarnya dalam pelatihan pemantauan persidangan perkara pilkada di Mataram, Kamis (25/7).
Fadhli menuturkan konsep kampanye dialog terbuka adalah bagian dari adaptasi dengan konfigurasi pemilih yang didominasi oleh generasi muda.
Berdasarkan data Komisi Pemilihan Umum (KPU) total pemilih yang terlibat dalam pemilihan umum tahun ini mencapai 204,80 juta jiwa yang tersebar di 514 kabupaten/kota, 128 negara perwakilan, dan 820.161 tempat pemungutan suara dalam negeri.
Hal yang menarik adalah lebih dari separuh total pemilih berusia di bawah 40 tahun, yakni sebanyak 56,45 persen atau setara 113,62 juta jiwa. Mereka terdiri dari generasi milenial sebanyak 33,60 persen dan generasi Z mencapai 22,85 persen.
"Dengan situasi itu seharusnya di Pilkada juga bisa dilakukan bahwa inisiatif teman-teman muda untuk mengarahkan kontestan Pilkada tidak hanya berkampanye dengan baliho dan spanduk, tetapi mesti berdialog dan berbicara dengan publik dan masyarakat," kata Fadhli.
Lebih lanjut dia mengatakan kampanye dialog terbuka membuat para pemilih bisa mengetahui lebih awal isi kepala dan keinginan apa yang dimiliki oleh para calon kepala daerah.
Pada 27 November 2024, Indonesia akan mengadakan Pemilihan Kepala Daerah secara serentak di 37 provinsi dan 508 kabupaten/kota.
Peran Penting
Dalam kesempatan sama, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menyatakan generasi muda memegang peran kunci dalam pesta demokrasi pilkada yang akan berlangsung pada tanggal 27 November 2024.
"Posisi pemuda sangat strategis baik dalam semangat dan potensi energi. Namun, dari segi jumlah menjadi kunci sukses dan keberhasilan para peserta pesta demokrasi," kata Asisten Deputi Wawasan Pemuda Kemenpora Edi Nurinda Susila.
Menurutnya, anak muda harus menunjukkan jadi diri tidak hanya sebagai subjek, tetapi sebagai objek untuk berkiprah dalam kontestasi pemilu. Pemuda sebagai kunci sukses demokrasi.
Sementara itu, Ketua Bawaslu RI Rahmat Bagja meminta jajaran ketua dan anggota Bawaslu provinsi dan Bawaslu kabupaten/kota dapat bersinergi baik dalam penyelenggaraan Pilkada Serentak 2024.
Hal ini untuk mendorong administrasi dan penyerapan anggaran yang dapat dipertanggungjawabkan. "Tolong pimpinan secara terbuka ungkapkan isu yang relevan pada proses pemilu dan proses administrasi kepemiluan. Termasuk masalah keamanan, kecurangan, kekurangan dalam administrasi dan teknis," kata Bagja.