JAKARTA - Pilihan vaksin Demam Berdarah Dengue (DBD) masih terbatas. Padahal di Indonesia kasus demam berdarah dengue pada tahun 2020 mencapai 95.893 jiwa dengan jumlah kematian akibat DBD sebanyak 661 orang.

"Dengan terbatasnya pilihan yang ada untuk mencegah penyakit tersebut, muncul kebutuhan yang mendesak atas vaksin DBD," ujar Vice President and Global Dengue Program Head Takeda Pharmaceutical Company Limited, Derek Wallace dalam siaran persnya, di Jakarta, Selasa (30/3).

Derek menjelaskan wabah DBD telah merenggut hidup setengah juta orang di seluruh dunia setiap tahunnya. Kenyataan tersebut dapat membuat pemerintah dan masyarakat kewalahan mengingat dampaknya yang besar terhadap sistem perawatan kesehatan.

"Demam berdarah dengue dapat dengan mudah berkembang menjadi pandemi. Virus DBD dapat menginfeksi orang dari segala usia dan merupakan penyebab utama penyakit serius pada anak-anak," jelasnya.

Kandidat Vaksin

Lebih jauh, Derek menjelaskan pihaknya tengah menyampaikan pengajuan regulasi atas vaksin DBD TAK-003 kepada lembaga obat-obatan Eropa, European Medicines Agency (EMA). Saat ini kandidat vaksin TAK-003 tengah diteliti untuk pencegahan DBD yang disebabkan serotipe virus pada individu berusia empat hingga 60 tahun.

Dia menekankan prevalensi serotipe individu bervariasi di berbagai wilayah geografis, negara, kawasan, musim serta dari waktu ke waktu. Pemulihan dari infeksi oleh satu serotipe memberikan kekebalan seumur hidup terhadap hanya serotipe tersebut, dan kemudian paparan kepada salah satu serotipe yang tersisa dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit di tingkat yang parah.

"Penyampaian pengajuan regulasi kandidat vaksin DBD TAK-003. Ini menandai perkembangan penting bagi orang-orang yang tinggal atau bepergian ke berbagai komunitas yang terbebani oleh ancaman demam berdarah dengue," ucapnya.

Derek menjelaskan pemgembangan mandidat vaksin DBD TAK-003 berdasar pada virus serotipe 2 yang dilemahkan, yang akan menjadi "tulang punggung" genetis untuk keempat virus vaksin. Data fase klinis 2 pada kelompok anak dan remaja menunjukan bahwa TAK-003 menginduksi respons imun terhadap keempat serotipe demam bedarah dengue, baik pada partisipan seropositive dan seronegative, yang bertahan hingga 48 bulan setelah vaksinasi, dan vaksin ditemukan secara umum aman dan ditoleransi dengan baik.

Sedangkan, uji coba yang penting di tahap 3 TIDES memenuhi titik akhir utamanya dari keseluruhan kemanjuran vaksin (Vaccine Efficacy/VE) terhadap DBD yang dikonfirmasi secara virologi (VCD). Pada tindak lanjut 12 bulan dan semua titik akhir sekunder pada tindak lanjut 18 bulan yang di mana terdapat beberapa kasus demam berdarah dengue, termasuk VE terhadap demam berdarah dengue yang dirawat di rumah sakit dan VE pada individu seropositive awal dan seronegative awal.

"Khasiat bervariasi berdasarkan serotipe. Hasilnya menunjukan bahwa TAK-003 secara umum dapat ditoleransi dengan baik, dan tidak terdapat risiko keselamatan penting yang diamati hingga saat ini," jelasnya.

Derek menambahkan Takeda bermaksud menyampaikan pengajuan regulasi di Indonesia, Argentina, Brasil, Kolombia, Malaysia, Meksiko, Singapura, Sri Lanka, dan Thailand pada tahun 2021. Hal tersebut menunjukkan komitmen kerja sama dengan otoritas regulator terkait serta lembaga pemberi rekomendasi untuk mendukung evaluasi atas penyampaian regulasi demi memperoleh akses untuk vaksi TAK-003.

"Takeda juga tengah meminta persetujuan atas vaksin TAK-003 pada negara-negara endemik demam berdarah dengue yang tidak berpartisipasi dalam prosedur EU-M4all," tandasnya.

Baca Juga: