Perpaduan antara dataran tinggi di sebelah utara yang puncaknya bernama Saptorenggo (1.410 mdpl) dan dataran rendah di sisi tengah serta selatan menciptakan pemandangan alam indah. Di Kudus, wisatawan juga dapat menikmati kuliner khas berbahan daging kerbau.

Menara Kudus
Wisatawan yang belum pernah ke Kudus mungkin penasaran dengan Menara Kudus yang bisa jadi selama ini hanya diketahui melalui media. Menara dari Masjid Al Menara itu dibuat untuk mengumandangkan adzan. Dia memiliki ketinggian 18 meter dengan bagian dasar berukuran 10 x 10 m.
Di sekeliling bangunan terdapat 32 piring hias. Dua puluh buah di antaranya berwarna biru serta berlukiskan masjid. Ada juga manusia dengan unta dan pohon kurma. Sementara itu, 12 buah lainnya berwarna merah putih, bermotif kembang.
Di dalam menara berbahan batu-bata merah ini terdapat tangga dari kayu jati yang diperkirakan dibuat pada tahun 1895. Bangunan dan hiasannya menunjukkan arsitektur Hindu Jawa, terdiri dari tiga bagian: kaki, badan, dan kepala atau puncak bangunan.
Tidak disebutkan apakah menara ini dibangun berbarengan pembangunan Masjid Al Manara pada 1549. Selain itu, mengamati menara, pengunjung dapat mengagumi arsitektur masjid dan berziarah ke makam Sunan Kudus di kompleks masjid.

Situs Patiayam
Kudus, yang berada di wilayah karst Kendeng Utara, memiliki banyak peninggalan arkeologis. Salah satu situs purbakala terkenal adalah Patiayam, di Desa Terban, Kecamatan Jekulo. Di museum ini tersimpan 1.500 fosil pada situs seluas 2.902 hektare.
Dalam situs di kaki Gunung Muria itu ditemukan gajah purba (Stegodon trigonochepalus), gajah dari family Elephas sp, badak (Rhinoceros sondaicus), banteng, buaya, rusa, kura-kura, babi hutan (Suidae), kerang (Tridacna), hingga kudanil (Hippopotamidae).
Temuan fosil-fosil di Patiayam memiliki keistimewaan daripada fosil temuan di daerah lain lantaran sebagian situs masih utuh. Tidak adanya sungai besar diperkirakan membuat fosil-fosil tersebut tidak pindah lokasi (karena erosi). Keadaan itu berbeda dengan situs purbakala lainnya di mana fosil ditemukan pada endapan sungai.
Keunggulan lain situs Patiayam, fosilnya utuh disebabkan penimbunan abu vulkanik halus Gunung Muria, sehingga membuat pembentukan fosil berlangsung baik. Kelebihan selanjutnya situs yang berjarak 18 km dari pusat Kota Kudus itu ditemukan fosil manusia purba Homo Erectus seperti halnya di situs Sangiran, Trinil, Mojokerto, dan Nganjuk.
Secara morfologi, situs Patiayam merupakan sebuah kubah (dome) dengan ketinggian puncak di bukit Patiayam 350 mdpl. Sejak 22 September 2005 situs Patiayam ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Tengah. Tiket masuknya 5.000 rupiah.

Desa Wisata Rahtawu
Pelancong yang jenuh dengan kehidupan kota bisa "melarikan" diri sejenak ke Desa Rahtawu, Kecamatan Gebog. Desa di lereng Gunung Muria tersebut berhawa cukup sejuk. Kadang kabut menyergap di antara pepohonan hijau yang menghadirkan suasana syahdu.
Rahtawu memiliki tempat dengan anak tangga "Wisata Seribu Tangga Semliro." Dinamakan demikian, karena memiliki kontur naik turun dengan ratusan anak tangga untuk memudahkan mobilitas penduduk dan wisatawan.
Di Desa Wisata Seribu Tangga Semliro banyak ditemukan spot foto instagramable. Seperti Jembatan Prutul, yang dibuat seolah olah terpotong. Ini sangat cocok untuk berswafoto. Latar belakang pegunungan hijau semakin menambah kadar kecantikan destinasi satu ini.
Di kawasan Rahtawu terdapat Omah Dongkas tempat yang menggabungkan konsep wisata alam dan lokasi bersantai. Dia menawarkan lokasi spot foto cantik. Dengan tiket masuk 5.000 rupiah tempat tersebut menyediakan kolam renang, kolam dangkal untuk bermain air atau berbasah-basahan. Ada juga jembatan selfie, meja makan di tengah kolam, meja kursi tua, dan semacam warung untuk makan.
Dari Omah Dongkas, pemandangan pegunungan hijau Desa Rahtawu dapat dinikmati sambil menyeruput kopi panas atau teh anget manis. Makanan berat yang ditawarkan adalah ayam goreng atau entok goreng dengan harga 18.000 rupiah dan 22.000 rupiah.

Air Terjun Pengantin
Wisata Air Terjun Pengantin terletak di Dukuh Bakaran, Desa Piji, Kecamatan Dawe. Tempat tersebut memiliki daya tarik berupa air yang jatuh dari dua sisi, seolah mirip sepasang pengantin. Dengan tarif 7.000 rupiah, pengunjung dimanjakan dengan pijatan aliran air yang jatuhnya seolah terbagi dua itu.
Mitos yang berkembang tidak jauh dari situ, juga terdapat satu goa kecil yang jarang dijamah orang. Ternyata, di dalam goa tersebut dipergoki ada pasangan pria dan wanita tanpa ikatan pernikahan.
Warga yang mengetahui hal tersebut lantas marah. Mereka diminta untuk mandi di air terjun pengantin sebagai pembuktian bahwa keduanya masih suci. Jika masih suci badan mereka tidak akan gosong. Namun ternyata badan keduanya malah wangi dan bersinar setelah mandi di air yang deras.
Hingga kini, ada sebagian masyarakat yang percaya bahwa Air Terjun Pengantin dan sumber airnya memiliki khasiat untuk kecantikan. Selain itu, bagi pengunjung yang belum menikah dan mandi di Air Terjun Pengantin bisa cepat naik ke pelaminan dan langgeng hingga ajal memisahkan. Dengan tiket masuk 7.000 rupiah, pengunjung bisa bermain air atau berenang sepuasnya.

The Peak View
Waterboom
Wisatawan keluarga dapat mencoba keseruan The Peak View Waterboom yang beralamat di Jl UMK Utara, Desa Gondangmanis, Kecamaran Bae. Wisata air populer di Kudus ini menyediakan kolam renang dan berbagai wahana yang bisa dicoba satu persatu.
Wahana lengkap yang bisa melayani, orang dewasa, sampai orang tua. Ad a 4 kolam: kolam pancuran, kolam renang, kolam dangkal, dan kolam sedang. Wahananya berupa ember tumpah, pool slide, family slide dan lainnya.
Untuk menguji keberanian disediakan flying fox yang sudah dikemas rapi dan dijamin keselamatannya panjang 200 m. Tersedia kereta mini juga sebagai sarana pengunjung berkeliling taman.

Kuliner Daging Kerbau
Kudus dikenal dengan masakan berbahan daging kerbau sejak dulu. Dalam sejarahnya, daging hewan ini dipilih untuk menghormati pemeluk agama Hindu yang menganggap sapi atau nandi sebagai reinkarnasi dewa Krisna.
Sunan Kudus melarang para pengikutnya menyembelih sapi agar tidak melukai hati pemeluk Hindu, saat awal penyebaran Islam. Sejak itulah masyarakat yang ingin mengonsumsi daging memilih menyembelih kerbau sebagai gantinya.
Di Kudus, bertebaran warung yang menjual masakan berbahan kerbau berupa sate atau soto. Salah satu warung sate kerbau terkenal dan enak adalah warung Pak Min Jastro.
Warung Pak Min Jastro tidak hanya bisa menemukan sate daging kerbau. Warung ini juga menyediakan beberapa menu pilihan, dari kerbaru tentunya, seperti sate lidah, hati, koyor, babat, hingga usus.
Harga sate di warung yang berdiri di pertokoan Jl Agus Salim tersebut, dijual 45.000 rupiah per 10 tusuk. Warung buka setiap hari mulai pukul 07.30 sampai pukul 10.00. Sedangkan untuk sore hari, warung buka pukul 17.00 hingga 21.00 WIB.
Untuk soto kerbau, warung Pak Di bisa menjadi pilihan. Warung soto kerbau tersebut menyajikan soto rasa kuah yang gurih dan daging kerbaunya empuk. Harga untuk semangkuk soto kerbau 14.000 rupiah.
Berlokasi di Jl Cempaka Kudus, tepatnya di Pasar Yaik Kliwon, warung Soto Kerbau Pak Di buka pukul 16.00 WIB hingga 21.00 WIB. hay/G-1

Baca Juga: