JAKARTA - PT Phapros Tbk resmi mengyandang kode saham PEHA usai melakukan penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO) dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perseroan siap tancap gas untuk mengembangkan bisnisnya ke depan. Dalam debut perdana perdagangan sahamnya langsung melesat naik 50 persen dari 1.200 rupiah pada pembukaan perdagangan menjadi 1.800 rupiah per saham.

Direktur Utama Phapros, Barokah Sri Utami, mengatakan IPO ini merupakan bagian dari langkah strategis yang ditempuh untuk mengetahui nilai wajar saham Perseroan yang dapat dilihat setiap saat (real time). Hal ini juga menjadi peluang agar Perseroan untuk dapat membuka akses kepada sumber pendanaan pasar modal yang lebih menguntungkan. "Dengan pencatatan saham di BEI harga saham Phapros menjadi terstandardisasi," ungkap perempuan yang biasa disapa Emmy itu di Jakarta, Rabu (26/12).

Apalagi, kata dia, Perseroan merupakan perusahaan terbuka tetapi belum mencatatkan sahamnya di BEI, sehingga mekanisme jual-beli saham selama ini dilakukan melalui pasar konvensional. Hal tersebut mengakibatkan harga saham Perseroan tidak memiliki standar dan patokan yang pasti.

Pada tahun depan, Perseroan menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar 350 miliar rupiah. Perseroan berencana menggunakan dana capex untuk beberapa ekspansi bisnis, mendukung pertumbuhan bisnis organik dan anorganik. Selain itu, anggaran tersebut akan untuk biaya modal kerja dan restrukturisasi modal.

Sumber pendanaan capex berasal dari pinjaman bank dan nonbank seperti penerbitan surat utang menengah (Medium Term Notes/MTN), atau penerbitan saham baru (rights issue) yang diperkirakan akan dilakukan pada semester II-2019. Perseroan menargetkan bisa meraih dana sebesar 1-2 triliun rupiah atau setara dengan 25 persen saham.

Menurut Emmy, pertumbuhan kinerja organik Perseron saat ini masih bertumpu pada penjualan produk obat. Adapun pihaknya telah memproduksi lebih dari 250 jenis obat. Salah satu produk unggulan Perseroan yang telah cukup dikenal luas adalah Antimo. Melalui pertumbuhan bisnis organik, Perseroan menargetkan kinerja pendapatan dan laba bersih 2019 dapat tumbuh double digit. "Kami komitmen untuk growing double digit, baik penjualan maupun laba tahun depan," ujarnya.yni/AR-2

Baca Juga: