PARIS - Petinju Aljazair Imane Khelif, yang menjadi pusat perselisihan mengenai kelayakan gender untuk Olimpiade, berusaha meraih emas di Paris pada hari Jumat (8/8).
Tinggal tiga hari pertandingan olahraga di Olimpiade, ada program atletik yang padat di Stade de France.
Kompetisi tinju telah dibayangi oleh perselisihan sengit mengenai apakah Khelif dan petinju Taiwan Lin Yu-ting diizinkan untuk bertanding di kategori wanita.
Khelif dan Lin didiskualifikasi dari kejuaraan dunia tahun lalu oleh Asosiasi Tinju Internasional (IBA) setelah gagal memenuhi tes kelayakan jenis kelamin yang tidak ditentukan, namun dia dan Lin diizinkan bertanding di Paris.
Komite Olimpiade Internasional menggelar tinju di ibu kota Prancis, yang diadakan di Roland Garros, rumah tenis Prancis.
Khelif dan Lin yang berusia 25 tahun, keduanya bertarung di Olimpiade Tokyo tiga tahun lalu tetapi saat itu tidak ada kontroversi dan keduanya tidak memenangkan medali.
Pada hari Jumat (8/8), Khelif dari Aljazair akan menghadapi Yang Liu dari Tiongkok di final kelas 66kg sementara Lin beraksi pada hari Sabtu di kategori berat yang berbeda.
Teriakan "Imane, Imane" terdengar berulang kali sebelum dan selama pertarungan semifinal Khelif pada hari Selasa saat penonton menyuarakan dukungan mereka kepada petinju tersebut.
"Saya seperti semua atlet, saya di sini untuk meraih impian saya," katanya.
Malam terakhir pertandingan lintasan dan lapangan menampilkan estafet 4x100m putra dan putri, lari gawang 400m putra, lari 400m putri, dan acara terakhir heptathlon, yakni lari 800m.